Kamis, 09/05/2024 - 02:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Kurangi Risiko Demensia, Ahli Gizi: Ubah Pola Makan

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Demensia, sekelompok gejala terkait penurunan fungsi otak, merupakan kondisi yang patut diwaspadai. Kondisi itu bukan hanya tentang kehilangan ingatan, tetapi juga perubahan cara berbicara, berpikir, merasakan, dan berperilaku. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Menurut ahli gizi Patrick Holford, ada perubahan pola makan yang sebaiknya dilakukan untuk mengurangi risiko terkena demensia di kemudian hari. Demensia menyerang jutaan orang di seluruh dunia dan sayangnya, belum ada obat yang bisa menyembuhkannya. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Tiga perubahan paling penting adalah mengurangi gula dan makanan olahan, memperbanyak makan ikan, serta makan lebih banyak sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah,” kata Holford, dikutip dari laman Glasgow Live, Selasa (5/9/2023). 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Dokter: Puasa tak Berarti Otomatis Menurunkan Gula Darah Dalam Tubuh
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Holford menjelaskan bahwa peningkatan asupan omega-3, baik dari makanan atau suplemen, dapat mengurangi risiko demensia hingga 20 persen. Hal itu sudah dibuktikan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Selain itu, dia menyarankan tak terlalu sering makan karbohidrat olahan seperti roti putih dan pasta. Pasalnya, ada reaksi kimia tertentu yang terjadi di tubuh jika memakannya terlalu banyak. Seiring berjalannya waktu, itu dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan berpotensi menyebabkan penyakit alzheimer. 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat olahan secara teratur akan mengacaukan pasokan glukosa ke otak dengan meningkatkan resistensi insulin. Dengan terlalu banyak gula dan karbohidrat dalam makanan, reseptor insulin berpotensi ‘mati’. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Imunisasi Sepanjang Umur, Mengapa Diperlukan?

Pendiri badan amal Food for the Brain Foundation itu mengatakan kadar glukosa darah yang sedikit lebih tinggi dari normal pada usia di atas 35 tahun merupakan ‘prediktor’ demensia pada tahun-tahun berikutnya. Itu sebabnya, karbohidrat olahan sebaiknya dikurangi.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Sebagai gantinya, tambahkan lebih banyak nutrisi ke dalam makanan. Menu ala diet Mediterania dengan buah-buahan kaya antioksidan, sayuran, dan vitamin C sangat disarankan. Holford juga menyarankan untuk tetap aktif secara fisik, sosial, dan intelektual, serta menghindari kebiasaan merokok dan minum alkohol.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi