Selasa, 30/04/2024 - 22:48 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Setelah Tiga Dekade, Etnis Armenia Kembali Melarikan Diri

ADVERTISEMENTS

BAKU — Untuk kedua kali dalam hidupnya, Samvel Alaverdyan melarikan diri dari Azerbaijan. Lahir dari keluarga etnis Armenia di Ibu Kota Baku, Alaverdyan pertama kali meninggalkan negaranya saat masih anak-anak pada 1989, ketika kekerasan terjadi antara suku Azeri dan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Kini Alaverdyan kembali melarikan diri dari Karabakh, tempat Azerbaijan melancarkan serangan kilat pekan lalu untuk mengakhiri tiga dekade kemerdekaan de facto bagi 120.000 etnis Armenia yang tinggal di sana.  Banyak penduduk kini mengungsi karena ketakutan. Para penduduk  mengumpulkan barang-barang mereka di dalam kantong plastik dan menaiki mobil serta bus yang menghalangi satu-satunya jalan dari Karabakh ke Armenia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Ini mimpi buruk,” kata Alaverdyan, sambil duduk bersama istrinya Monika, putranya Hayk yang berusia 21 tahun, dan mertuanya di luar sebuah teater di kota perbatasan Goris di Armenia yang menjadi tempat pemrosesan utama bagi para pengungsi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Azerbaijan Peringatkan Peningkatan Militer Armenia di Perbatasan
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Alaverdyan yang merupakan mantan polisi berusia 45 tahun itu, mengaku bekerja sebagai warga sipil di pangkalan militer Armenia Karabakh. Dia adalah salah satu orang Armenia pertama yang melarikan diri dari Ibu Kota Karabakh, Stepanakert, atau yang disebut Khankendi oleh suku Azeri.

ADVERTISEMENTS

Pada 1989, Alaverdyan dan keluarganya melarikan diri ke Ibu Kota Armenia, Yerevan, dari Baku, yang saat itu merupakan kota multinasional Soviet dengan minoritas Armenia yang besar, setelah pogrom anti-Armenia di kota terdekat Sumgait. Tetangga suku Azeri mengantar keluarga tersebut ke perbatasan untuk melindungi mereka.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Mereka orang-orang baik,” kata Alaverdyan.

Para tetangga juga mengirimkan harta benda mereka, dan Alaverdyan serta keluarganya pindah ke Karabakh.  Kali ini, Alaverdyan kehilangan segalanya.

Di Stepanakert, keluarga Alaverdyan tinggal di sebuah rumah pribadi dengan empat kamar.  Hal ini membantu mereka bertahan dari kekurangan pangan cukup parah yang melanda Karabakh selama sembilan bulan blokade Azerbaijan, yang dimulai Desember lalu.

Berita Lainnya:
Hamas: Netanyahu Menipu Rakyat Israel Seolah Proses Negosiasi Berjalan

“Saya pergi ke Stepanakert, saya tinggal di sana, menikah, mulai membangun rumah. Sekarang saya menjadi pengungsi lagi,” kata Alaverdyan.

“Yang kami bawa hanyalah mantel,” kata istri Alaverdyan, Monika, yang merupakan seorang akuntan, sambil duduk di trotoar di samping kantong selimut yang dibagikan oleh para relawan.

Keluarga tersebut meninggalkan Stepanakert pada Ahad (24/9/2023) dengan menggunakan kendaraan Nissan. Mereka melarikan diri setelah mendengar bahwa ada rombongan yang meninggalkan kota.  Kini mereka berencana pindah ke Kota Charentsavan, dekat Yerevan. Mereka mempunyai kerabat di kota itu.

Melewati penjaga perbatasan Azerbaijan saat keluar adalah sebuah risiko. Alaverdyan memiliki pengalaman militer sebelumnya dengan pasukan Karabakh. Sementara putranya, Hayk bertugas di tentara Armenia Karabakh hingga minggu lalu.

“Kami mengambil pertaruhan besar,” kata Alaverdyan.

Warga Armenia menyalahkan Rusia…

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi