Rabu, 01/05/2024 - 15:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Airlangga: 8,0 Miliar Dolar AS Devisa Eksportir Masih di Luar Negeri

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa saat ini sekitar 8,0 miliar dolar Amerika Serikat (AS) devisa eksportir masih tersimpan di luar negeri.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Oleh karena itu, ia menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mengevaluasi kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Kita akan lakukan relaksasi terhadap DHE, karena DHE belum maksimal dalam tiga bulan ini, dan kita masih bisa melihat potensi 8 miliar dolar AS dari devisa ini yang masih parkir di tempat lain (luar negeri),” kata Menko Airlangga dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Terkait dengan ekspor dan impor pada kuartal III-2023 yang terkontraksi, Airlangga menjelaskan bahwa kebijakan pemerintah terus diarahkan untuk meningkatkan ekspor-impor. Contohnya pemerintah memperbolehkan sektor manufaktur untuk dapat ekspor ke dalam lebih dari 50 persen.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
BPS: Andil Inflasi Perawatan Pribadi Lebih Dominan dari Transportasi

“Tentu kita juga melihat demand (ekspor impor) sendiri relatif melemah, oleh karena itu beberapa kebijakan yang dilakukan pemerintah, termasuk kebijakan dalam negeri adalah membolehkan sektor manufaktur yang biasanya ekspor bisa ke dalam 50 persen, ini direlaksasi lebih dari 50 persen,“ ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Adapun berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekspor Indonesia tercatat mengalami kontraksi sebesar 4,26 persen dan impor mengalami kontraksi 6,18 persen.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa kinerja sektor manufaktur Indonesia yang saat ini tumbuh positif akan mampu mengimbangi pelemahan ekspor dan impor.

“Manufaktur cukup seimbang antara permintaan domestik dan ekspor, sehingga permintaan domestik yang tumbuh sehat akan bisa jadi penopang bagi kompensasi ekspor atau permintaan eksternal yang melemah,” kata Sri Mulyani.

Meningkatnya permintaan domestik pada industri manufaktur ditopang oleh industri barang logam yang mencakup komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik yang tumbuh 13,68 persen year on year (yoy).

Berita Lainnya:
ID FOOD Bangun Kemitraan Tebu dengan Desa Penyangga

Kemudian, industri logam dasar yang 10,86 persen yoy, industri alat angkutan tumbuh 7,31 persen yoy, serta industri barang galian bukan logam tumbuh 7,20 persen yoy.

Di samping itu, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Oktober masih terjaga pada level ekspansif, yakni 51,5. Meski melemah, namun capaian tersebut menandakan ekspansi manufaktur Indonesia terjaga berturut-turut selama 26 bulan terakhir.

Kendati demikian, Menkeu mengatakan akan tetap mewaspadai pelemahan kinerja ekspor dan impor. Ke depan, pemerintah akan terus memantau outlook perekonomian pada negara maju.

Piala Dunia U-17 Indonesia mulai berlangsung sejak 10 November hingga 2 Desember 2023.
Segera beli dan dapatkan tiket resmi pertandingan Piala Dunia U-17 di Jakarta, Bandung, Solo,
dan Surabaya di laman https://www.tickets-u17worldcup.com/matches

sumber : ANTARA

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi