Kamis, 02/05/2024 - 01:12 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Nasib Sang Teroris Benjamin Netanyahu ada di Ujung Tanduk, Sebab Paksakan Perangi Gaza

ADVERTISEMENTS

TEL AVIV – Keluarga tawanan Israel yang ditahan di Gaza melakukan protes dengan aksi long march dari Tel Aviv ke kediaman sang teroris Benjamin Netanyahu di Yerusalem pada Sabtu (18/11/2023).

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Netanyahu berada di tepi jurang setelah jajak pendapat pada 14 November menunjukkan popularitas Netanyahu di kalangan Yahudi Israel hanya sekitar 4 persen.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Sementara lawan maupun sekutu tradisional Netanyahu menyerukan agar dia mengundurkan diri setelah perang di Gaza berakhir.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Pakar Urusan Palestina-Israel di Middle East Institute di Washington, DC, Khaled Elgindy mengatakan, ini adalah situasi yang sangat rentan bagi Netanyahu dalam sejarah karir politiknya.

ADVERTISEMENTS

“Dia sangat rentan, lebih dari yang pernah dia alami dalam karir politiknya mengingat dia memimpin kegagalan keamanan intelijen terbesar dalam sejarah Israel,” kata Elgindy, dilaporkan Aljazirah, Sabtu (18/11/2023).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Netanyahu memenangkan pemilu pada November tahun lalu dan mengangkat pemerintahan paling sayap kanan dalam sejarah Israel. Netanyahu telah berjuang melawan kritik. Aksi protes besar-besaran telah mengusik masa jabatan Netanyahu atas upayanya melakukan reformasi peradilan.

Namun serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober telah mengikis sebagian besar dukungan yang pernah dinikmati Netanyahu.

“Saya menduga ada banyak ketidakpuasan terhadap kepemimpinannya di pemerintahan, bahkan di dalam partainya sendiri,” ujar Pakar Palestina dan Israel di Universitas New York, Zachary Lockman.

Berita Lainnya:
Serahkan Kesimpulan dan Alat Bukti Tambahan, KPU Yakin Sengketa Pilpres 2024 Ditolak MK

Di Israel, 94 persen penduduk percaya bahwa pemerintahan Netanyahu setidaknya harus disalahkan atas peristiwa 7 Oktober, ketika pejuang Hamas menerobos pagar perbatasan dan menyerang Israel selatan. Israel mengklaim serangan itu menewaskan 1.200 orang.

Mayoritas warga Israel percaya bahwa Netanyahu harus mengundurkan diri setelah perang berakhir. Sebagian besar kritik yang ditujukan kepada Netanyahu adalah karena kurangnya tekad pemerintah dalam membebaskan lebih dari 200 tawanan di Gaza yang ditahan oleh Hamas dan pejuang Palestina lainnya.

Pada Jumat (17/11/2023), Israel menemukan setidaknya dua mayat tawanan. Sementara empat tawanan telah dibebaskan melalui upaya mediasi yang dipimpin oleh Qatar dan negara-negara lain.

Namun Netanyahu sejauh ini menolak kesepakatan yang lebih besar mengenai gencatan senjata  dengan imbalan pembebasan lebih banyak tawanan.

Baca juga: Tak Hanya Alquran dan Hadits, Kehancuran Yahudi Israel Juga Diisyaratkan Bibel?

Netanyahu mengatakan, dia hanya akan mempertimbangkan untuk menghentikan serangan terhadap Gaza ketika semua sandera dibebaskan.

Laporan menunjukkan bahwa pejuang Palestina menawarkan untuk membebaskan setidaknya 50 sandera dengan imbalan gencatan senjata selama tiga hari, namun Netanyahu diduga menolak kesepakatan tersebut. Sejauh ini, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mendukung Netanyahu dalam menentang gencatan senjata.

Berita Lainnya:
Turki: Untuk Urusan HAM, AS Terapkan Standar Ganda

“Mereka mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat, namun kesabaran pemerintahan Biden mungkin akan habis suatu saat nanti. Permintaan untuk gencatan senjata meningkat di Amerika Serikat, tetapi (juga) di Eropa dan negara-negara lain,” kata Lockman.

Netanyahu mungkin mempertahankan dukungan terhadap Biden, namun pendukungnya sendiri melemah. Yehiel Zohar, wali kota Netivot yang berafiliasi dengan Partai Likud, mengatakan kepada Times of Israel, setelah konflik berakhir akan ada sekelompok besar orang di Likud yang akan mengubah situasi.

Rasa frustrasi terhadap Netanyahu semakin memuncak. Bahkan beberapa politisi memilih keluar dari Partai Likud. Tamir Idan, ketua Dewan Regional Sdot Negev, merobek kartu keanggotaan Likud miliknya dalam siaran langsung televisi. Dia mengaku frustrasi dengan kurangnya dukungan dari pemerintahan Netanyahu.

“(Menteri Keamanan Nasional Itamar) Ben-Gvir tidak akan menjawab kami. (Menteri Keuangan Bezalel) Smotrich mengirimkan asistennya. Sementara yang lainnya tidak datang sama sekali. Pemerintahan ini tidak berfungsi,” kata Idan kepada Times of Israel.

Satu-satunya faktor yang menyatukan pemerintahan Netanyahu tampaknya datang dari kelompok sayap kanan, yang hingga saat ini terus mendukung Netanyahu, sambil memanfaatkan fokus di Gaza untuk melanjutkan agresinya di Tepi Barat.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi