Kamis, 02/05/2024 - 17:34 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Pengetahuan yang Paling Utama Menurut Ulama Klasik

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Sifat paling utama manusia adalah pengetahuan. Lalu, ulama klasik bergelar Sulthanil Ulama, Syekh Izzuddin bin Abdussalam (w. 660 H) mengungkapkan bahwa pengetahuan yang paling utama adalah mengenal Tuhan. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Dalam karyanya yang berjudul “Syajaratul Ma’arif” terbitan Qaf Media, Syekh Izzuddin menjelaskan: 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

وافضل العرفان معرفة الديان، لأ مرها بكل إحسان، و زجرها عن كل غدران

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Dan pengetahuan yang paling utama adalah mengenal Tuhan, karena pengetahuan ini memerintahkan segala kebaikan dan mencegah dari segala penyimpangan.”

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Setelah itu, kata Syekh Izzuddin, baru mengetahui hukum-hukum Alquran, lalu mengetahui janji bagi orang taat dan beriman, serta mengetahui ancaman bagi orang kafir dan gemar bermaksiat. 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Menurut dia, buah mengenal Tuhan Yang Maha Kasih adalah ahwal (kondisi rohani) yang luhur, perkataan yang bernilai, perbuatan yang diridhai, dan derajat di akhirat. Sedangkan buah mengetahui hukum-hukum Alquran adalah menjauhi kedurhakaan dan mengikuti yang diridai Tuhan. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Sebelum Tidur, Ikuti Sunnah Rasulullah Berikut ini

Lalu, buah mengetahui janji dan ancaman adalah mengambil pelajaran dari apa yang menimpa pelaku maksiat dan tergerak untuk berbuat taat dan baik. 

Syekh Izzuddin melanjutkan, buah mengetahui rendah dan sementaranya dunia adalah menghinakan dunia dan tidak condong kepadanya. Kemudian, buah mengetahui nilai dan keabadian akhirat adalah berorientasi dan bersemangat meraih kebaikan di akhirat. 

“Buah dipenuhinya hati dengan mengenal Tuhan adalah menampik segala sesuatu selain-Nya, mengasingkan diri dari sesama, dan mengutamakan ridho Khalik dibanding ridha makhluk,” jelas Syekh Izzuddin. 

Dia mengatakan, sesungguhnya Allah telah memberi watak hambanya untuk mengedepankan suatu tujuan paling utama dibanding yang utama, untuk meraih yang terpenting daripada yang penting, dan juga untuk menolak mudharat yang paling besar dan mudgarat yang lebih kecil. 

Berita Lainnya:
Zakat Mal, Apakah Harus Ditunaikan Ketika Puasa Ramadhan?

“Maka ia tidak akan mendahulukan yang biasa daripada yang utama kecuali orang gagap dan tak mengerti tingkatan keutamaan atau orang celaka dan lalai terhadap level tertinggi,” kata Syekh Izzuddin.

Karena itu, lanjut dia, tidak ada yang menyibukkan diri dengan dunia ini kecuali orang yang bodoh terhadap kemuliaan akhirat, dan tidak akan menyibukkan diri dengan akhirat kecuali orang yang bodoh terhadap keagungan Tuhan Maharaja, Mahperkasa.

Jadi, tidak mengetahui yang utama dan yang hina menjadi penyebab seseorang mendahulukan dunia dan akhirat, mendahulukan yang biasa dari yang utama, mendekati hal-hal yang hina dan menjauhi hal-hal yang utama,” jelas Syekh Izzuddin. 

 

 

 

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi