Kamis, 02/05/2024 - 14:09 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Ciri People Pleaser yang Bisa Merusak Hubungan dengan Pasangan

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Menjadi people pleaser atau selalu menyenangkan orang lain secara berlebihan, mungkin tidak nyaman untuk dijalani, terlebih dalam sebuah hubungan. Dampaknya, kemungkinan people pleaser merasa bahwa kebutuhan dan keinginannya tidak terpenuhi. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Tak hanya dirinya sendiri, suami atau istrinya pun bisa merasa tidak menemukan karakter sebenarnya dari pendamping mereka. Mengubah cara hidup ini tidaklah mudah. “Karena kebanyakan orang yang suka menyenangkan orang sudah melakukannya selama bertahun-tahun,” kata terapis pernikahan dan keluarga di Austin, Texas, Abigail Makepeace, dikutip dari Huffpost, Rabu (14/2/2024).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Seorang people pleaser bisa jadi mengikuti pola yang sama dengan yang ia rasakan dari didikan di lingkungan keluarganya. Sehingga pola itu dibawa ke dalam sebuah hubungan percintaan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Setelah sekian lama, memprioritaskan apa yang Anda perlukan bisa terasa berisiko secara emosional. Membela diri sendiri mungkin terasa egois,” kata Makepeace.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Penting untuk mengetahui bahwa mengalami rasa takut atau rasa bersalah adalah hal yang wajar ketika mengungkapkan perasaan yang sebenarnya. Namun hal itu akan menjadi lebih mudah seiring berjalannya waktu.

Berikut ini lima cara people pleaser mengenyampingkan kebutuhan mereka sendiri yang akan merusak hubungan dan bagaimana cara memperbaikinya:

Berita Lainnya:
Perlukah Wanita Punya Me Time Ketika Sudah Jadi Ibu?

1. Merasa kesal karena terus-menerus mengutamakan kebutuhan hubungan orang lain

Seorang terapis di Charlotte, North Carolina, Nicole Saunders mengatakan semua hal yang dilakukan untuk menyenangkan orang lain dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam rasio kepuasan hubungan. Dia mencontohkan kasus saat akhir pekan, misalnya, seseorang ingin beristirahat namun malah menuruti jadwal padat, sehingga dia merasa berkorban, namun menganggap pasangan tidak peka.

Padahal seharusnya cara terbaik adalah jujur dan komunikasi terbuka terhada pasangan. Cobalah menegaskan bahwa akhit pekan, misalnya, harus menjadi me time bagi Anda.

2. Anda menghindari konflik yang perlu dan sehat

Bertentangan dengan anggapan umum, pasangan yang bahagia rupanya memang yang sering bertengkar. Orang yang suka menyenangkan orang lain mungkin menghindari pertengkaran dengan cara apa pun. “Namun argumen yang sesekali terjadi tidak hanya akan menyehatkan, tetapi juga memperkuat hubungan,” kata Natalie Moore, seorang terapis di Los Angeles.

Ketika pasangan mengatasi konflik secara sadar, mereka dapat meningkatkan kualitas hubungan dengan berkompromi dan secara aktif mencari solusi bersama. Ingatkan pada diri bahwa tujuan berdebat bukanlah untuk menyakiti atau menolak pasangan, namun agar mengatasi masalah dan mencapai resolusi sebagai sebuah tim.

3. Tidak bisa menunjukkan diri Anda yang sebenarnya kepada pasangan 

Berita Lainnya:
Psikolog Klinis Ungkap Penyebab Seseorang Terkena Post Holiday Blues

Jika terus-menerus menyenangkan orang lain, Anda kehilangan kesempatan untuk menunjukkan diri Anda yang sebenarnya dan autentik. Sebaliknya, mereka melihat versi Anda yang hanya mencerminkan kebutuhan teman, keluarga, dan kolega.

“Keintiman sejati membutuhkan berbagi siapa diri Anda sebenarnya,” kata Makepeace.

Menurut psikolog di Washington DC, Marie Land, people pleaser sering kali bertanya-tanya bagaimana mereka bisa memercayai perasaan pasangan ketika versi diri yang ditampilkan kepada dunia sangat tidak autentik. Untuk mengatasi masalah ini, Land menyarankan memikirkan kesenangan pribadi dalam skala 1-10. Jika berada di angka 9, turunkan ke angka 7. Teruslah maju seiring peluang yang ada.

Prioritaskan perawatan diri. Jika kesehatan fisik, mental, atau keuangan terganggu, kemungkinan besar nantinya pasangan juga akan ikut terkejut.

4. Mengabaikan perawatan diri 

Orang yang suka menyenangkan orang lain sering kali percaya bahwa mengabaikan perawatan diri hanya berdampak negatif pada satu orang yakni diri mereka sendiri. Namun ketika Anda gagal menjadikan kebutuhan sendiri sebagai prioritas, orang lain juga akan menanggung akibatnya, menurut Moore.

Cara mengatasinya, jadikanlah tujuan untuk mengambil tanggung jawab atas perawatan diri Anda. Untuk memulai, lakukan inventarisasi rutinitas perawatan diri hingga saat ini dan lihat bagaimana hal itu memenuhi kebutuhan Anda.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi