Rabu, 01/05/2024 - 17:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Pendekatan Polisi Cegah Perang Sarung Dinilai tak Berikan Efek Jera, Lalu Apa Solusinya?

ADVERTISEMENTS

PURWOKERTO — Sejak Ramadhan, perang sarung merebak di berbagai daerah. Fenomena itu sebetulnya bisa dicegah jika anak muda memiliki wadah untuk mengekspresikan diri secara positif.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Terkait dengan maraknya fenomena perang sarung, saya justru melihat hal itu disebabkan oleh kurangnya wadah bagi anak-anak muda kita untuk berekspresi dalam hal positif,” kata Fajry SS Sinaga MA selaku dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Prof KH Saifuddin Zuhri di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Jika dilihat dari sisi teori psikologi perkembangan anak, menurut Fajry, masa remaja merupakan fase untuk mencari jati diri. Dalam proses pencarian jati diri tersebut, remaja akan mengekspresikan diri atau menunjukkan keberadaannya melalui berbagai cara.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Misteri Jenderal Berinisial B di Pusaran Korupsi Timah, Kasus Ini Disebut bak Membuka Kotak Pandora
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dalam hal ini, lanjut Fajry, perang sarung ataupun tawuran bersenjata tajam menjadi cara remaja untuk menunjukkan eksistensinya. Hanya saja, mereka menempuh cara yang salah.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Kebetulan wadah yang positif enggak ada, jadi mereka memilih perang sarung itu. Padahal, itu sesuatu yang tidak baik dan merugikan,” katanya.

Fajri menyoroti pergeseran fungsi sarung. Sarung yang identik dengan sesuatu yang baik, seperti penutup aurat bagi Muslim saat menunaikan ibadah sholat maupun beriktikaf di masjid selama Ramadhan, justru dimanfaatkan sebagai alat untuk tawuran.

Terkait dengan hal itu, Fajry mengapresiasi upaya Kepolisian dalam mencegah terjadinya perang sarung. Sebab, perkelahian tersebut tidak hanya berbahaya bagi para pelakunya tetapi juga orang lain.

Berita Lainnya:
Dokter Sarankan Pemudik Beristirahat Begitu Sampai di Rumah

Fajry menyebut, polisi sering kali mengamankan sejumlah remaja terlibat dalam perang sarung maupun yang diduga hendak melakukan perang sarung. Rata-rata, pelakunya masih di bawah umur.

“Mereka hanya didata dan diberi pembinaan, namun menurut saya, pembinaan tersebut tidak cukup dengan mengundang orang tua dan selanjutnya mereka diminta untuk meminta maaf, itu kurang memberikan efek jera,” katanya.

Menurut Fajry, para remaja yang terlibat perang sarung itu sebaiknya dilibatkan dalam kegiatan positif, seperti pesantren kilat. Dalam hal ini, Kepolisian bisa mengundang ulama untuk memberi materi keagamaan bagi para remaja yang terlibat perang sarung.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi