Selasa, 30/04/2024 - 08:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Gara-Gara Cabut Ingrown Hair, Pria Asal AS Ini Sempat Mati Otak, Peluang Hidupnya 4 Persen

ADVERTISEMENTS

Seorang pria asal AS, Steven Spinale, mengalami sepsis dan mati otak setelah mencabut rambut yang tumbuh ke dalam (ingrown hair) di area selangkangannya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Seorang pria asal Amerika Serikat, Steven Spinale, mengalami hal yang sangat tidak terduga setelah mencabut rambut yang tumbuh ke dalam (ingrown hair) di area selangkangannya. Area bekas tumbuhnya rambut itu kemudian mengalami infeksi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dikutip dari laman Express, Senin (25/3/2024), bakteri itu “merusak” seluruh tubuh Spinale dan mematikan seluruh organnya. Petugas medis sempat menyatakan Spinale mengalami kondisi mati otak.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Petugas medis menyebut peluang Spinale bertahan hidup hanya sebesar empat persen. Dia didiagnosis mengidap sepsis, yaitu kondisi yang terjadi ketika infeksi yang dialami memicu reaksi berantai di seluruh tubuh.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
100 Tahun Lebih Dilarang, Selingkuh Mungkin Bakal Jadi Legal di New York, Ini Penyebabnya

Menurut rincian kondisi kesehatan Spinale yang diunggah keluarganya ke halaman GoFundMe dan TikTok, pria itu harus berjuang hidup pada 2022 karena keracunan darah. Dia juga sempat mengalami koma yang diinduksi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

Untuk mengatasi kerusakan organ, Spinale menjalani operasi jantung terbuka. Adik Spinale, Michelle, menceritakan bahwa setelah upaya menghilangkan rambut di pangkal paha, Spinale tidak langsung ditangani di rumah sakit.

Selama sekitar satu bulan, Spinale sudah merasa sakit, tetapi hanya dirawat di rumah. “Dia ditolak di banyak rumah sakit (yang mengira) dia hanya mengada-ada. Dia mulai muntah darah tapi mereka malah mengirimnya pulang,” ujar Michelle lewat akun TikTok @michellebell111.

Berita Lainnya:
3 Negara Larang Celana Dalam Renda, Apa Memang Berbahaya?

Keesokan harinya setelah dipulangkan, Spinale kembali dilarikan ke RS karena tidak bisa bernapas. Setelah menjalani perawatan kembali, dokter dibuat bingung dengan gejalanya dan tidak tahu apa penyebabnya.

Para petugas medis hanya tahu Spinale mengalami pendarahan internal entah dari mana. Belakangan, diketahui keberadaan bakteri langka di aliran darah Spinale yang menyebabkan tubuhnya mengalami syok septik serta tindakan pemicunya.

Syok septik adalah kondisi mengancam jiwa yang terjadi ketika tekanan darah turun ke tingkat yang sangat rendah setelah infeksi. Selain koma dan operasi jantung terbuka, Spinale juga sempat mengidap strok ringan.

Kabar baiknya, setelah berbagai perawatan, Spinale terbangun dari satu bulan koma tanpa kerusakan otak. Hingga kini, dia masih terus dalam proses pemulihan.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi