Selasa, 30/04/2024 - 01:10 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Makan Cokelat Baik atau Buruk untuk Kesehatan? Ini Jawabannya

ADVERTISEMENTS

Cokelat (ilustrasi). Mengonsumsi cokelat dalam jumlah moderat sebenarnya baik bagi tubuh.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Mengonsumsi terlalu banyak cokelat dianggap berdampak buruk bagi kesehatan. Itu cukup masuk akal mengingat tingginya kandungan lemak dan gula di sebagian besar produk cokelat batangan yang ada di pasaran.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Akan tetapi, menyantap cokelat dalam jumlah moderat sebenarnya baik bagi tubuh. Telah ada cukup banyak bukti yang menunjukkan hal tersebut. Cokelat atau lebih khusus lagi kakao (biji cokelat mentah yang belum dimurnikan) mengandung banyak senyawa aktif yang dapat menimbulkan efek farmakologis di dalam tubuh. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dikutip dari laman Medical Xpress, Ahad (31/3/2024), senyawa yang menimbulkan efek neurologis di otak harus mampu melewati “sawar darah-otak”. Itu adalah lapisan pelindung yang mencegah zat berbahaya seperti racun dan bakteri memasuki jaringan saraf yang halus.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Psikolog Klinis Ungkap Penyebab Seseorang Terkena Post Holiday Blues

Salah satu yang memiliki kemampuan itu adalah senyawa theobromine, yang juga ditemukan dalam teh dan berkontribusi terhadap rasa pahitnya. Teh dan cokelat juga mengandung kafein, yang termasuk dalam kelompok theobromine sebagai bahan kimia purin. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

Bahan kimia ini antara lain berkontribusi terhadap sifat adiktif cokelat. Mereka memiliki kemampuan untuk melewati sawar darah-otak, sehingga dapat memengaruhi sistem saraf. Oleh karena itu, bahan-bahan tersebut dikenal sebagai bahan kimia psikoaktif.

Itulah yang membuat makan cokelat (usahakan cokelat hitam tanpa pemanis berlebih) dinilai baik untuk kondisi mental. Sebuah tinjauan sistematis terhadap sekelompok penelitian mengungkap bahwa konsumsi cokelat bisa memengaruhi perasaan dan emosi.

Berita Lainnya:
Resep Simpel Antistres Wartawan Senior Ini Layak Anda Coba

Sebagian besar peserta yang makan cokelat menunjukkan perbaikan dalam suasana hati, kecemasan, energi, dan gairah. Ada organ selain otak, yang juga bisa mendapat manfaat dari efek pengobatan kakao. Sebuah bukti ilmiah menunjukkan bahwa mengonsumsi kakao memiliki efek positif pada sistem kardiovaskular.  

Pertama, konsumsi cokelat dalam jumlah moderat dapat mencegah disfungsi endotel. Istilah itu merujuk pada proses pengerasan arteri dan penumpukan plak lemak, yang pada gilirannya dapat menyebabkan serangan jantung dan strok. 

Mengonsumsi cokelat hitam juga dapat menurunkan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko lain terjadinya penyakit arteri, dan mencegah pembentukan gumpalan yang menyumbat pembuluh darah. Jadi, jangan ragu menyantap cokelat, asal tidak berlebihan.

 

 

 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi