ACEH

Maulid Raya: Momentum Meneladani Rasulullah dan Mengenang 20 Tahun Tsunami

image_print

BANDA ACEH – Peringatan Maulid Raya 1446 Hijriah yang digelar Pemerintah Aceh merupakan momentum yang sangat tepat untuk meneladani Rasulullah SAW serta mengenang 20 tahun peristiwa yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 Silam.

ADVERTISEMENTS
SMS Poin - Bank Aceh Syariah

Hal tersebut disampaikan oleh Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA dalam sambutannya pada peringatan Maulid Raya dan Peringatan 20 tahun Tsunami Aceh, di Taman Sultanah Safiatuddin, Jum’at (15/11/2024) sore.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

“Maulid Raya merupakan sarana kita meneladani Rasulullah melalui ceramah yang sesaat lagi akan disampaikan oleh Al Mukarram Ustadz Das’ad Latief. Selain itu, kegiatan ini merupakan bentuk syukur karena kita juga mengenang dua dekade yang lalu, ketika Allah menguji Aceh dengan musibah yang menggetarkan. Tsunami yang meluluhlantakkan tidak hanya bangunan, tetapi juga meninggalkan luka mendalam,” ujar Safrizal.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

“Namun, dari cobaan ini kita belajar bahwa kebersamaan adalah kekuatan. Dalam duka itu, kita menemukan kebangkitan. Hari ini, dalam syukur dan do’a, kita mengenang dengan hati yang penuh harap kepada Allah, semoga hikmah dari peristiwa itu mengajarkan kita arti sabar, ikhlas, dan keteguhan iman,” sambungnya.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Safrizal mengajak para hadirin agar dalam setiap syukur yang dipanjatkan kepada Allah, terselip harapan akan syafaat dari Rasulullah SAW kelak.

“Rasulullah adalah teladan utama dalam kehidupan kita, dalam jejak langkah Rasulullah kita menemukan panduan menjalani hidup yang lebih baik, penuh akhlak mulia, dan penuh ridha dari Allah SWT. Rasulullah mengajarkan kita arti kesabaran, kejujuran, ketulusan, serta cinta yang dalam kepada Allah dan sesama insan,” kata Safrizal.

Berita Lainnya:
Sulaiman Tole-Abdul Hamid Klaim Kemenangan 41 Persen di Pilkada Aceh Timur

Sementara itu, terkait pelaksanaan Maulid Raya, Pj Gubernur menjelaskan, bahwa kegiatan ini merupakan bukti komitmen Pemerintah Aceh untuk menghidupkan syiar Islam, menjadikannya bagian tak terpisahkan dalam denyut nadi kehidupan masyarakat Aceh.

“Peringatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi wujud nyata dari upaya mempererat ukhuwah, memperkuat keimanan, dan menjaga nilai-nilai budaya Islam yang telah menjadi identitas luhur masyarakat Aceh sejak dahulu kala,” ungkapnya.

Safrizal mengungkapkan, berdasarkan sejarah, Aceh punya tradisi sendiri dalam merayakan Maulid Nabi. Ketika Kerajaan Bandar Aceh Darussalam didirikan pada 12 Rabiul Awal Tahun 913 Hijriah, bertepatan dengan 23 Juli 1507 oleh Sultan Ali Mughayatsyah, beliau menyampaikan 21 pesan penting kepada rakyat Aceh, salah satunya adalah agar rakyat Aceh merayakan Maulid Nabi selama 3 bulan 10 hari untuk tujuan silaturrahmi dengan makan kenduri.

“Namun, dalam perkembangan sejarah Aceh selanjutnya, yaitu pada masa Sulthan Iskandar Muda, tradisi ini terus diperkuat, malah Iskandar Muda membagi pelaksanaannya menjadi tiga tahap berdasarkan Almanak (Kalender) Aceh, yg berturut turut disebutkan, yaitu: Buleuen Hasan Husen, Buleuen Safa, Buleuen Maulod, Adoe Molod Dan Maulud Akhe,” ujar Safrizal.

Berita Lainnya:
Utusan Khusus Prabowo Temui Wali Nanggroe

Pj Gubernur menjelaskan, pada tahap pertama di tingkat kemukiman, kedua di tingkat gampong dan tahapan ketiga pelaksanaan di tingkat pemerintah atau kerajaan. Sedangkan Maulid Raya yang Pemerintah Aceh laksanakan hari ini merujuk kepada Almanak Aceh tersebut, yaitu pada Buleuen Maulud Akhe.

“Ini sesungguhnya adalah legacy para Sultan Aceh tempo dulu. Kita berharap legacy ini dapat terus ditumbuhkembangkan oleh generasi Aceh saat ini dan mendatang,” pungkas Pj Gubernur Safrizal.

Pada kesempatan tersebut, Pj Gubernur Safrizal didampingi sang istri Safriati yang juga menjabat sebagai Pj Ketua TP PKK Aceh, menyerahkan santunan kepada anak 400 anak yatim dan 100 disabilitas.

Sebelumnya, Menteri Ekonomi Kreatif RI T Riefky Harsya, dalam sambutannya menjelaskan, bahwa Rasulullah adalah suri teladan dan panutan bagi umat manusia hingga akhir jaman.

“Rasulullah menjelaskan kepada kita bahwa pemimpin adalah penjaga atau orang yang diberi amanah. Setiap kita adalah pemimpin terlepas besar atau kecil tanggung jawab yang dipikul, maka kita akan mempertanggungjawabkannya,” kata Riefky.

“Rasulullah adalah suri teladan yang sangat dicintai kaumnya dan disegani lawannya. Semoga kita dapat mencontoh dan menjadi insan terbaik. Sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan Imam Ahmad, “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.” Mari kita jadikan ini sebagai pedoman hidup,” imbau Menteri Ekraf.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya