Senin, 20/05/2024 - 06:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Main Media Sosial Secukupnya Bantu Jaga Kesehatan Mental

Konten negatif yang dilihat di media sosial bisa berdampak pada psikologis.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 JAKARTA — Psikolog klinis Lathifah Utami, anggota Himpunan Psikologi Indonesia, mengatakan, penggunaan media sosial secukupnya bisa diterapkan untuk menjaga kesehatan mental. “Meskipun media sosial menyajikan banyak hal dan menawarkan kemudahan seperti bersosialisasi secara mudah dengan teman atau saudara yang berjauhan, namun sejatinya kita tidak bersosialisasi secara nyata dengan orang lain,” kata Lathifah, Senin (10/10/2022)

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Tak hanya itu, Lathifah mengatakan, banyaknya konten negatif yang dilihat seseorang di media sosial juga dapat berdampak pada psikologis. Isu kekerasan, kejahatan, flexing, atau berita bencana dapat menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS


“Yang akhirnya mempengaruhi kondisi psikologis kita,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah


Dia juga mengingatkan untuk menggunakan internet secukupnya. Sebab, penggunaan internet secara berlebihan juga dapat menimbulkan kecanduan yang dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, emosi dan pola pikir seseorang sehingga mengakibatkan kesehatan mentalnya terganggu. Untuk mengatasinya, dia menyarankan untuk pelan-pelan mengurangi akun media sosial atau membatasi durasi penggunaan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


“Misalnya, kita bisa mematikan hp kita 1 jam sebelum tidur,” ujar dia.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Ukuran Kebahagiaan Berbeda-beda, Jangan Pakai Standar Orang Lain


Kemudian, coba kembali berinteraksi dengan orang-orang sekitar seperti menyapa tetangga, berbincang dengan pemilik warung, berjumpa dengan teman-teman tanpa menggunakan ponsel dan berbincang bersama keluarga tanpa memegang handphone. Dia juga menyarankan untuk selektif dalam memilih informasi, sebab terpapar terlalu banyak berita negatif dapat membuat suasana hati memburuk. Imbangi dengan informasi positif dan ikuti akun-akun yang berisi motivasi atau inspirasi hidup yang dapat menebarkan energi positif.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


 

ADVERTISEMENTS


Hal yang harus dihindari demi kesehatan jiwa

ADVERTISEMENTS


Selain membatasi penggunaan media sosial, Lathifah menjelaskan, hal-hal lain yang harus dijauhi demi menjaga kesehatan mental, yakni berpikir negatif, pola tidur tak teratur serta aktivitas fisik yang rendah. Dia menjelaskan pikiran negatif dapat memberikan “alarm” bagi tubuh untuk waspada dan hati-hati. Jika ini terjadi secara terus menerus, secara tidak langsung seseorang akan merasa lelah dan sulit berpikir jernih untuk menemukan jalan keluar.


“Melihat masalah secara positif dapat membantu seseorang untuk fokus pada hal-hal baik dan potensi diri sehingga mendukungnya untuk memikirkan solusinya,” katanya.

Berita Lainnya:
Empat Skincare yang Dibutuhkan Penderita Rosacea


Gaya hidup sehat seperti pola tidur yang teratur juga penting dalam menjaga kesehatan jiwa. Menurut Lathifah, istirahat cukup membuat pikiran menjadi lebih jernih.


“Maka dari itu, kita sebaiknya menjaga kualitas tidur dan istirahat kita agar dapat berfungsi optimal,” dia berpesan.


Sebaliknya, pola tidur yang tidak teratur apalagi kurang tidur menyebabkan seseorang mudah cemas, marah, dan sulit fokus. Tentunya hal ini berdampak negatif terhadap kehidupan seseorang.


Menjaga gaya hidup yang aktif juga tak kalah penting demi kesehatan jiwa. Olahraga rutin harus menjadi bagian kehidupan sehari-hari, sebab olahraga meningkatkan hormon endorfin yang menimbulkan rasa bahagia.


“Terlalu banyak rebahan atau menghabiskan waktu tanpa bergerak, membuat kita merasa malas melakukan sesuatu,” ujar dia.


Terlalu lama “mager” atau “malas bergerak” bisa membuat seseorang tidak produktif serta berdampak buruk terhadap mental kita. Kegiatan positif ini bisa dimulai dengan olahraga ringan sekadar berjalan pagi yang dia sebut bisa mencerahkan suasana hati.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi