Rabu, 01/05/2024 - 22:32 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

PBB: Jumlah Warga Sipil Ukraina yang Tewas Jauh Lebih Banyak dari yang Dipublikasikan

ADVERTISEMENTS

PBB mengonfirmasi 7.061 korban sipil Ukraina tewas oleh serangan Rusia.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JENEWA — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan bahwa jumlah korban jiwa warga sipil di Ukraina akibat serangan Rusia ribuan lebih banyak dari laporan resmi. Konflik telah berlangsung selama lebih dari dua bulan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Kepala Misi Pengawasan Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina,  Matilda Bogner, menyampaikan bahwa hingga saat ini, pihaknya telah mengonfirmasi 7.061 korban sipil. Sebanyak 3.381 tewas dan 3.680 lainnya terluka di seluruh negeri sejak awal serangan bersenjata oleh Federasi Rusia.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


“Kami terus mengusahakan perkiraan, tetapi yang bisa saya katakan adalah jumlahnya ribuan lebih tinggi dari angka yang saat ini kami berikan kepada Anda,” kata Bogner dalam jumpa pers di Jenewa, Selasa (10/5).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Respons Serangan Iran, Qatar Evaluasi Perannya Sebagai Penengah Israel-Hamas

Tim PBB di Ukraina yang terdiri dari 55 pemantau mengatakan sebagian besar kematian terjadi akibat penggunaan senjata peledak. Area dampaknya luas seperti tembakan rudal dan serangan udara.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Menurut tim PBB, tingginya jumlah korban sipil dan tingkat kehancuran dan kerusakan objek sipil menunjukkan bahwa Rusia menyerang tanpa pandang bulu dan tidak proporsional. Namun, Rusia menyangkal pihaknya menargetkan warga sipil.

Rusia menyebut invasinya yang diluncurkan pada 24 Februari 2022 sebagai “operasi militer khusus”. Tujuannya adalah untuk melucuti senjata Ukraina dan menyingkirkannya dari kubu “nasionalis anti-Rusia”. Ukraina dan sekutunya menyebut itu adalah klaim tak berdasar yang digunakan Rusia untuk membenarkan invasi.

Berita Lainnya:
PBB Ungkap Otoritas Israel Masih Halangi Pengiriman Bantuan ke Gaza

Tinjauan tim PBB mencatat kehancuran serta kerusakan ratusan fasilitas pendidikan dan pusat medis di Ukraina. Setidaknya ada 50 tempat ibadah Kristen, Yahudi, dan Islam yang rusak. Setengahnya mengalami kerusakan parah hingga tidak dapat digunakan lagi.

Terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan dan perawatan medis telah menyebabkan peningkatan angka kematian. Terutama karena sering kali terlalu berbahaya bagi orang untuk meninggalkan rumah atau tempat penampungan.

“Di desa Yahidne, kami diberitahu tentang 10 orang tua yang meninggal di ruang bawah tanah sekolah setelah menghabiskan berhari-hari atau dalam beberapa kasus bahkan berminggu-minggu tidak dapat pergi,” ujar Bogner.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi