Minggu, 26/05/2024 - 05:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Bernuansa Islamofobia, Surat Kabar l'Acadie Nouvelle Diprotes Dewan Muslim

Kartun ini menunjukkan seorang manusia gua yang menyeret wanita dengan rambutnya.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

FREDERICTON — Sebuah kartun kontroversial diterbitkan di surat kabar berbahasa Prancis terbesar di New Brunswick, Kanada, l’Acadie Nouvelle. Hal ini memicu penolakan atas bagaimana mereka menggambarkan Muslim.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Kartun yang diterbitkan dalam edisi 17 Agustus ini menunjukkan seorang manusia gua yang menyeret wanita dengan rambutnya. Di bawahnya terdapat ilustrasi seorang pria mengenakan sorban dan membawa pistol, menggunakan tali untuk menyeret seorang wanita yang mengenakan burqa. Di atas kartun tersebut, terdapat tulisan “Evolusi?…”


Dewan Nasional Muslim Kanada lantas mengeluarkan pernyataan, yang menyebut kartun itu berisi sentimen Islamofobia. Mereka juga mengatakan kartun itu menyebarkan stereotip yang akan mendorong kebencian yang meluas.


Petugas advokasi komunitas Quebec dan francophone, Lina El Bakir, mengatakan dia terkejut melihat ilustrasi itu. “Kami pikir citra stereotip dan berbahaya semacam itu adalah sesuatu dari masa lalu dan sebagai negara kami telah melewati itu. Hal ini benar-benar membuat frustrasi,” ujar dia dikutip di CBC, Rabu (24/8).

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


El Bakir mengatakan saat ini kartun itu sedang beredar di masyarakat dan berdampak pada komunitas Muslim di seluruh Kanada. Keberadaannya seolah memberi asupan narasi yang merusak.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Kisah Nabi Adam Berhaji


Editor dan direktur pelaksana Acadie Nouvelle, Francis Sonier, menolak wawancara terkait hal tersebut. Tetapi, dalam sebuah pernyataan ia mengatakan kartun itu dibuat sebagai tanggapan atas berita tentang Taliban.


Pada 16 Agustus, surat kabar itu menerbitkan sebuah cerita Associated Press, tentang kehidupan di Afghanistan satu tahun setelah kembalinya kekuasaan Taliban. Artikel itu disertai dengan foto yang menunjukkan para pejuang memegang senjata dan merayakan kembalinya mereka ke kekuasaan.

ADVERTISEMENTS


Keesokan harinya, l’Acadie Nouvelle menerbitkan kartun karya Marcel Boudreau. Sonier mengatakan kartun itu telah dihapus dari situs web, karena pembaca menunjukkan kurangnya konteks. Artikel berita hanya tersedia dalam edisi cetak.

ADVERTISEMENTS


“Kartun itu bertujuan untuk mengecam perilaku Taliban di wilayah tertentu di dunia, Afghanistan. Tidak ada yang lain,” kata Sonier.


Di sisi lain, kartunis Boudreau tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.


Aktivis lokal di Moncton mengadakan konferensi pers untuk berbicara tentang kartun tersebut, Selasa (23/8). Pengacara di Old River Productions and Legal Services, Paryse Suddith, mengatakan dia merasa malu setelah melihat gambar itu dicetak sebagai kartun surat kabar.

Berita Lainnya:
Peneliti Sejarah: Palestina Sedang Bangkit dan Ada di Jalur yang Benar


“Orang-orang akan berpikir semua yang memakai sorban kejam dan selalu menindas istri mereka. pakah ini jenis pesan yang ingin orang-orang Acadia pikirkan seperti yang kita pikirkan? Citra ini bagi saya adalah Islamofobia,” ucap dia.


Lebih lanjut, ia juga mengatakan telah meminta dilakukan pertemuan dengan editor Acadie Nouvelle, untuk membahas kartun tersebut.


Warga Moncton, Inda Intiar, mengaku awalnya kaget dan marah melihat ilustrasi itu dipublikasikan. “Saya juga merasa sangat jijik. Saya merasa ada begitu banyak percakapan tentang semua lensa anti-rasisme, penyertaan kesetaraan, namun di sini kita dengan kartun seperti ini diterbitkan,” lanjutnya.


Intiar mengatakan dirinya telah menulis surat kepada editor sebagai tanggapan dan mengatur pertemuan dengan editor surat kabar. Kekhawatiran terbesarnya adalah kartun itu dapat berkontribusi pada narasi yang berbahaya.


“Orang-orang memiliki begitu banyak pengalaman hidup yang berbeda dan saya pikir kita tidak hanya harus menghormati itu, tetapi juga memperhatikan dampak dari karya yang kita terbitkan,” kata dia. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi