Jumat, 26/04/2024 - 21:20 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AMERIKAINTERNASIONAL

Biden: AS tak akan Pernah Akui Referendum Rusia di Ukraina

ADVERTISEMENTS

Biden menilai langkah referendum itu sebagai tindakan tidak tahu malu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Kamis (29/9/2022) menekankan bahwa Washington tidak akan mengakui pencaplokan Moskow terhadap wilayah-wilayah Ukraina terkait referendum kontroversial Rusia di Ukraina. Seperti diketahui, sejumlah wilayah Ukraina menggelar referendum.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Berbicara di sebuah acara yang menjamu para pemimpin negara-negara Pasifik di Gedung Putih, Biden menyebut langkah itu tidak tahu malu. “Saya ingin ini menjadi sangat jelas, Amerika Serikat tidak akan pernah, tidak pernah, tidak pernah mengakui klaim Rusia di wilayah kedaulatan Ukraina.”

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Rusia akan Luncurkan Roket Angara untuk Pertama Kalinya dari Vostochny Cosmodrome


“Referendum itu palsu, benar-benar palsu. Hasilnya dibuat di Moskow, dan keinginan sejati rakyat Ukraina terbukti setiap hari saat mereka mengorbankan hidup mereka untuk menyelamatkan warganya, mempertahankan kemerdekaan negara mereka, dan kemudian membela kebebasan juga,” kata presiden AS.

ADVERTISEMENTS


Dia juga mengatakan perang Rusia di Ukraina, yang dia sebut untuk mengejar ambisi kekaisaran Presiden Rusia Vladimir Putin, merupakan pelanggaran mencolok terhadap Piagam PBB.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Rusia Tuduh Ukraina Sering Tembak Fasilitas dan Staf Medis


Wilayah separatis Ukraina di Donetsk dan Luhansk dan bagian Zaporizhzhia dan Kherson yang dikuasai Rusia mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia pada 23-27 September.


Sekitar 98 persen pemilih memilih untuk bergabung dengan Rusia, klaim Moskow, tetapi hasilnya sangat diperdebatkan dan ditolak oleh Ukraina dan sekutu Baratnya. Langkah itu telah banyak dikecam oleh masyarakat internasional. 


sumber :

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi