Sabtu, 27/04/2024 - 07:17 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Rusia Diprediksi Butuh 2-4 Tahun untuk Bangun Lagi Kekuatan Militer

ADVERTISEMENTS

Rusia diprediksi butuh 2-4 tahun untuk membangun kembali kekuatan militernya

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

WASHINGTON — Menteri Pertahanan Estonia, Hanno Pevkur memprediksi, Rusia membutuhkan dua hingga empat tahun untuk membangun kembali kekuatan militernya sebelum perang Ukraina. Dalam kunjungan ke Washington pada Selasa (18/10/2022), Pevkur meramalkan perang Rusia-Ukraina akan berlangsung panjang. Dia mendesak Barat untuk berdiri bersama Ukraina sampai mereka mencapai kemenangan untuk “dunia yang bebas.”

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Dibutuhkan dua hingga empat tahun bagi Rusia untuk memulihkan beberapa kemampuanku, atau bahkan kemampuan yang sama sebelum perang,” kata Pevkur, dilansir Alarabiya, Rabu (19/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Belanda Sediakan Rp3,4 Triliun untuk Dukung Pertahanan Udara Ukraina

Pevkur mengatakan, dia telah mendengar laporan bahwa gudang senjata Moskow telah sangat terkuras. Rusia menggunakan sistem pertahanan udara S-300 sebagai rudal biasa, dan peluru Rusia telah meledak di udara karena mereka terlalu tua. Dia mengatakan, sanksi Barat secara khusus telah merugikan produksi pesawat terbang dan pemeliharaan helikopter Rusia.

ADVERTISEMENTS

“Ketika kita dapat menemukan cara baru tentang bagaimana mempengaruhi Rusia dengan sanksi, pasti kita perlu melakukan itu,” kata Pevkur.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Selama di Washington, Pevkur bertemu dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin. Pevkur memperingatkan, Rusia masih memiliki kapasitas untuk melakukan serangan, termasuk terhadap anggota NATO seperti Estonia. Namun, Pevkur mengecilkan kemungkinan serangan nuklir. Menurutnya, Rusia telah menempatkan ketakutan di Ukraina dengan serangan konvensionalnya.

Berita Lainnya:
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ke Ukraina

“Saya tidak melihat ada nilai tambah yang positif bagi Rusia dari serangan nuklir. Satu-satunya hal yang bisa terjadi adalah mereka akan kehilangan pendukung mereka seperti Cina atau lainnya,” ujar Pevkur.

Pentagon menyatakan, Austin memuji Estonia atas dukungannya kepada Ukraina. Austin juga menegaskan kembali komitmen AS untuk menghalangi agresi Rusia terhadap sekutu NATO.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi