Rabu, 29/05/2024 - 12:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Jujur Berburu Ilmu

Saat ini, kejujuran merupakan barang mahal di dunia pendidikan

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

Oleh: M Tobroni

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

”Maka, siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya?” (QS Yunus [10]: 17).Sejarah Islam pernah dibangun dalam tradisi keemasan, saat ilmu pengetahuan berkembang pesat di tengah hiruk pikuk orang memburu kekayaan dan kemegahan dunia. Ketika banyak orang abai terhadap ilmu pengetahuan, terdapat orang-orang yang tak pernah lelah berburu ilmu.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Di antara teladan penting ialah Imam Al-Ghazali, atau Abu Hamid bin Muhammad an-Nishapuri. Al-Ghazali membaca, mengajarkan, menulis, dan menyebarkan apa yang dipikirkan dan direnungkannya dari persoalan sosial sekitarnya.Namun, Al-Ghazali tak menjalaninya dengan mudah. Ia rela belajar kepada siapa pun di mana pun. Pernah dalam perjalanan dari sebuah madrasah, Al-Ghazali dihadang gerombolan perampok. Seluruh buku dan naskahnya dirampas, termasuk bekalnya.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan
Berita Lainnya:
Kunci Meraih Kebahagiaan

”Kembalikan buku dan naskah-naskahku,” seru Al-Ghazali kepada pemimpin perampok. Mendengar itu, pemimpin perampok pun tertawa terbahak-bahak. Mengapa orang ini hanya meminta buku dan naskah, bukan perbekalan yang lain, uang misalnya?

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Bertanyalah si perampok, ”Mengapa engkau menginginkannya? Begitu pentingkah buku dan naskah ini untukmu?” Al-Ghazali menegaskan, buku dan naskah itu merupakan hasil perburuannya menuntut ilmu pengetahuan. Kian meledaklah tertawa para perampok.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

”Aku tidak butuh merampok pengetahuan semacam itu, yang hanya dalam bentuk buku. Jika pengetahuan hanya sebatas buku, apakah engkau layak disebut orang berpengetahuan?” ejek perampok itu.Al-Ghazali terhenyak. Ia tercenung ucapan perampok tadi. Ejekan itu dirasakannya seperti hunjaman kata-kata hikmah. Maka, pascaperistiwa itu, ia terus-menerus menempa ilmu pengetahuannya.

ADVERTISEMENTS

Pelajaran penting dari peristiwa di atas adalah kejujuran. Kejujuran untuk bersedia menimba ilmu dari orang lain, meskipun orang yang hendak mencelakainya.Saat ini, kejujuran merupakan barang mahal di dunia pendidikan Indonesia. Untuk mendaftar sebagai pejabat, orang berlomba membeli ijazah, atau mengikuti pendidikan instan. Untuk mendapatkan nilai ujian tinggi, murid dan guru berlomba curang.

ADVERTISEMENTS

Padahal, kejujuran adalah kunci perkembangan ilmu pengetahuan. Ini bukan sekadar soal perlunya pendidikan pekerti, tapi bagaimana kejujuran menjadi roh bagi proses pengembangan pendidikan. Mengapa? Karena kejujuran dapat melahirkan berkah kreativitas.Sebaliknya, ketidakjujuran menciptakan manusia malas, malas membaca, diskusi, mengkaji, juga menciptakan karya. Ketidakjujuran akan mengungkung perilaku serbainstan, proyek, dan tidak mampu mengembangkan imajinasi kreatif di berbagai bidang.Kejujuran memang mahal harganya. Tapi, inilah kunci menciptakan manusia kreatif dan penuh karya.

Berita Lainnya:
Fenomena Istiwa A'dzam, Jamaah Diimbau tak Paksakan Diri Ibadah Sunnah

 

sumber : Republika

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi