Jumat, 24/05/2024 - 06:20 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Belajar dari Drakor, Dokter: Tiru Kebiasaan Santap Makanan Rumahan

Di drakor, orang Korea digambarkan menyukai makanan rumahan.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

JAKARTA — Adegan-adegan drama Korea juga bisa menjadi inspirasi bagi keluarga masa kini, yakni dalam membentuk kebiasaan makan yang baik. Reply 1988, contohnya, menggambarkan kehidupan masyarakat Korea.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Baik yang hidup berkecukupan maupun berlebih, semua lebih sering mengonsumsi masakan ibu mereka alias masakan rumahan,” ujar pakar nutrisi dr Tan Shot Yen saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (18/1/2023).

Sebaliknya, makanan instan “kastanya” dianggap lebih rendah. Istilahnya, itu hanya makanan saat kepepet.

“Kalau Anda pecinta drakor seperti saya, kalau Anda lihat dan ikutin betul budaya mereka, kalau ada anggota keluarga mereka yang makan ramyeon, itu ditangisin. Kayak ramyeon makanan nista, ‘Elo udah nggak punya makanan ya?’,” kata dr Tan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
IDI Ingatkan Ibu Hamil Jaga Nutrisi dan Periksa Kandungan untuk Cegah Stunting

Tidak hanya di drakor, dr Tan pun melihat langsung budaya makan yang sama saat datang ke Korea. Ia menyebut masyarakat di sana sangat menghargai bahan pangan alami.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Ini terlihat di gerai kopi internasional populer, Starbucks, di Korea. Di sana tersedia rak khusus untuk camilan alami seperti ubi, kentang, dan jagung rebus.

Berita Lainnya:
Mitoni, Wujud Kearifan Lokal untuk Perangi Stunting

Mereka juga menjual kudapan khas kafe, seperti croissant dan cake, namun tetap ada pilihan camilan alami. Dr Tan menyebut hal ini dapat terjadi di Korea tentu karena keterlibatan pemerintah atau stakeholder terkait, yang tegas menerapkan kebijakan terkhusus soal pangan.

ADVERTISEMENTS

“Bisa dibayangkan kemampuan negosiasi pemerintahnya itu jago banget, ini penting ya, dan mereka berhasil. Saya bangga dan sedih juga ngeliat orang Korea sambil ngopi makan jagung, everything is oke,” kata dr Tan.

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi