Rabu, 01/05/2024 - 14:05 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Madu Sebaiknya Dituang Terakhir Ketika Membuat Minuman Herbal, Dokter Ungkap Alasannya

ADVERTISEMENTS

Madu juga tak direbus atau dipanaskan seperti bahan alami lainnya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Pakar kesehatan dari Persatuan Dokter Herbal Medik Indonesia dr Richard SN Siahaan menyarankan agar madu sebaiknya ditambahkan terakhir saat membuat racikan herbal atau jamu. Dia menjelaskan alasan di balik saran tersebut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Karena takut teroksidasi. Itu bahan akhir untuk flavour, jadi lebih aman ditaruh di akhir karena dia bahan yang memang tidak perlu diolah lagi. Bukan bahan untuk diekstraksi,” kata dia dalam kegiatan Jamu Clinic di kawasan Petamburan, Jakarta, Kamis (19/1/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Menurut Richard, produksi obat herbal di pabrik pun akan menaruh pemanis pada urutan terakhir dalam pengolahan produk. Madu juga tak direbus atau dipanaskan seperti bahan alami lainnya.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
BRIN: Pemanfaatan Obat Herbal untuk Hewan Kian Masif

Ini berbeda dengan bahan-bahan semisal jahe atau kunyit yang digunakan ekstraksinya dalam racikan herbal. Bahan-bahan ini umumnya dipanaskan bersama air dan bahan lain di atas kompor.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Ketika buat bahan di pabrik, kan pemanis ditaruh terakhir, tidak dicampur bahan untuk ekstraksi. Jadi ekstraksi itu bahan yang berbeda dengan sesudah dari bentuk kemasan,” kata dia yang mengaku belum tahu efek bila madu terlanjur dimasak bersama bahan-bahan lainnya.

Richard menuturkan sama seperti madu, serai juga sebaiknya ditaruh terakhir karena fungsinya sebatas meningkatkan aroma. “Sama seperti sereh, ditaruh di akhir karena itu bukan simplisia. Bahan tadi simplisia semua kan, kering. Yang satu basah (sereh), itu hanya flavour, supaya aromanya enak,” jelas dia.

Berita Lainnya:
Ajarkan Kemampuan Mengontrol Diri, Jangan Sampai Anak Kena Gaming Disorder

Menurut Kementerian Kesehatan, simplisia merupakan bahan alami yang dimanfaatkan sebagai ramuan tradisional dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Peralatan untuk merebus simplisia tidak boleh menggunakan logam kecuali stainless steel.

Alat merebus simplisia juga sebaiknya terbuat dari kaca, keramik atau porselen. Selain itu, bahan ramuan herbal harus dicuci bersih sebelum diproses lebih lanjut dan saringan yang digunakan terbuat dari plastik atau nilon, stainless steel atau kassa.

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi