Jumat, 26/04/2024 - 21:25 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Hindari 3 Faktor Utama dari 7 Perkara yang Menggugurkan Amalan Kita 

ADVERTISEMENTS

Rasulullah SAW memperingatkan bahaya perkara yang menghancurkan amalan

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA- Ibadah tidak hanya berkaitan dengan aspek kuantitas, tetapi juga kualitas. Karena itu, kaum Muslimin hendaknya menghindari penggugur nilai perbuatan baik. Nabi Muhammad SAW mengungkapkan, sekurang-kurangnya ada tujuh dosa yang bisa menghancurkan kadar amal ibadah seorang Mukmin.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافلاتِ.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Dari Abi Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah tujuh dosa penghancur (amal).”  Para sahabat bertanya, “Apakah yang tujuh itu?”  Beliau menjawab, “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah larang kecuali dengan hak (hukum), memakan riba, memakan harta anak yatim (dengan jalan yang tidak benar), melarikan diri saat pertempuran (jihad), serta menuduh (zina) wanita Mukminah yang memelihara kehormatannya.” (HR Bukhari). 

ADVERTISEMENTS

Berdasarkan hadits di atas, penggugur amal yang paling patut diwaspadai ialah yang pertama adalah syirik atau mempersekutukan Allah Ta’ala dengan selain-Nya. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Para ulama membagi syirik kepada dua jenis. Pertama, syirik besar, yakni meyakini adanya Tuhan selain Allah atau memercayai adanya zat yang sebanding dengan-Nya. 

Berita Lainnya:
Makna Asmaul Husna Ash Shabur: Bersabar dan tidak Bergantung pada Manusia

Kedua, syirik kecil atau riya. Pelakunya sengaja memperbagus amal ibadah agar dilihat dan dipuji manusia. Nabi SAW bersabda: 

إنَّ أخوَفَ ما أخافُ عليكُمُ الشِّركُ الأصغرُ “Sesuatu yang aku khawatirkan menimpa kalian adalah syirik kecil.” 

Kedua, sihir. Belajar, mengajarkan, dan mempraktikkan sihir juga termasuk penggugur nilai amal kebajikan. Mereka yang mengandalkan sihir digolongkan sebagai orang-orang musyrik. Barang siapa membuhul tali dan meniupnya, berarti ia telah melakukan sihir. Barang siapa yang melakukan sihir, berarti ia telah syirik, begitu sabda Nabi Muhammad SAW. 

Secara kebahasaan, sihir dalam bahasa Arab berakar pada kata as-sihr, yang berarti ‘tipu daya’. Beberapa praktik ilmu sihir mampu mengubah perasaan seseorang terhadap orang lain. 

Baca juga: Tiga Benturan Nikah Beda Agama dengan Aturan dan Keputusan Ulama Indonesia

Awalnya sayang, tetapi tiba-tiba keduanya saling membenci. Sebaliknya, melalui jasa penyihir seseorang dapat meminta agar orang tertentu jatuh cinta kepadanya.

Ketiga, Islam mempunyai prinsip rahmatan lil ‘alamin. Karena itu, umat manusia dilarang untuk saling membunuh. Tidak boleh membunuh tanpa hak yang dibenarkan syariat. Allah SWT mengancam pelaku yang sengaja membunuh orang Mukmin. 

Berita Lainnya:
Konsep Kemenangan dalam Islam adalah Melawan Hawa Nafsu  

وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS An Nisa ayat 93). Dalam ayat lain, Allah SWT menjelaskan: 

مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ

“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.” (QS Al Maidah ayat 32).  

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi