Minggu, 05/05/2024 - 01:58 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Saham Global Jatuh Akibat Krisis Perbankan di AS

ADVERTISEMENTS

 LONDON — Saham global turun pada Selasa (14/3/2023). Penurunan itu dikarenakan, krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) mendorong investor menurunkan ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Baru-baru ini atau seminggu lalu, investor baru saja pulih dari asumsi suku bunga di seluruh dunia cenderung naik lebih tinggi dan bertahan lebih lama dari perkiraan sebelumnya. Hanya saja, dalam waktu kurang dari sepekan, tiga bank AS telah runtuh. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Kegagalan pemberi pinjaman sektor teknologi Silicon Valley Bank (SVB) telah mengguncang kepercayaan investor dan memicu serbuan ke aset yang lebih aman seperti obligasi dan emas. Saham perbankan di seluruh dunia pun telah kehilangan nilai ratusan miliar dolar dalam hitungan hari.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Sementara pasar obligasi pemerintah telah mengalami salah satu reli terbesarnya dalam beberapa dekade. Indeks MSCI All-World juga turun 0,5 persen hari ini, sebagian besar disebabkan oleh penurunan tajam di seluruh pasar ekuitas Asia, sementara saham Eropa memasuki penurunan hari ketiga, kali ini turun 0,1 persen.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Kementan Terbitkan Rekomendasi PSR 5.989 Hektare Kebun Sawit di Kalsel

Imbal hasil Treasury AS jangka pendek naik 14 basis poin menjadi sekitar 4,17 persen, tetapi mengingat Senin mereka membukukan penurunan satu hari terbesar sejak 1987, maka kenaikan pada Selasa masih meninggalkan imbal hasil pada level terendah dalam enam bulan. Banyak yang menyamakannya dengan krisis keuangan 2008, ketika indikator tekanan pasar keuangan melonjak dan ekuitas runtuh.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Hanya saja, Kepala Ahli Strategi Mata Uang Societe Generale Kit Juckes mengatakan, situasi sekarang lebih mirip dengan krisis tabungan dan pinjaman AS pada 1980-an. Saat itu ratusan bank kecil gulung tikar ketika Federal Reserve mendongkrak suku bunga guna mengendalikan inflasi. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Seperti diketahui, SVB merupakan bank AS terbesar ke-16 pada akhir tahun lalu, sehingga dianggap sebagai pemberi pinjaman terbesar yang gagal sejak 2008. Spesifik keruntuhan tiba-tiba bank yang berfokus pada teknologi itu tidak terduga, tetapi kenaikan tajam suku bunga The Fed pada tahun lalu turut memperketat kondisi.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Rayakan HUT Ke-61, Taspen Hadirkan Rangkaian Kegiatan Sosial

“Saya tidak berpikir ini masalah perbankan global yang sistemik. Jika ini sebuah masalah, masalah bank yang lebih kecil tetapi kurang diatur yang telah tumbuh sangat cepat karena kurang diatur dalam lingkungan yang stabil yang telah berubah. jahat,” ujar Juckes seperti dilansir Reuters, Selasa (14/3/2023).

Menurutnya, krisis perbankan ini bagian dari resesi ringan. “Padahal kita khawatir saat itu. Kita mengalami penurunan suku bunga yang sangat besar setelah kenaikan suku bunga sangat besar. SVB tampaknya sangat tidak mungkin memiliki implikasi sistemik yang sangat besar, terutama ketika otoritas AS datang begitu cepat dalam menanganinya,” jelas dia. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi