Kamis, 02/05/2024 - 08:58 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Teten: Penambahan Usaha Mikro Bukan Berarti Keberhasilan

ADVERTISEMENTS

MEDAN — Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, penambahan sektor usaha mikro bisa jadi salah satu indikator kurangnya lapangan kerja di Indonesia.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Jadi jangan langsung menilai jika usaha mikro semakin banyak itu berarti sebuah keberhasilan,” ujar Teten dalam Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Bidang Koperasi, UMKM dan Kewirausahaan 2023 di Medan, Senin (29/5/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Menurut Kepala Staf Kepresidenan Indonesia tahun 2015-2018 itu, para pelaku usaha mikro kebanyakan adalah mereka yang ingin bekerja tetap sulit mendapatkan tempat. Mereka lalu mencoba berbisnis, tetapi cenderung tidak terarah lantaran tidak memiliki wadah untuk berkonsultasi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Pada akhirnya, Teten menyebut bahwa pelaku usaha mikro itu cenderung meniru bisnis yang sudah ada. Hal tersebut membuat produk usaha mikro tidak beragam dan tidak terlalu laku di pasaran karena sejenis dengan produk lain.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Tiket Menyeberang Merak Sudah Habis, DPR Peringatkan Jangan Sampai Ada Calo

“Akibatnya, penghasilan dari usaha mikro pasti di bawah UMR,” tutur Teten.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Pria berusia 60 tahun itu melanjutkan, salah satu cara untuk mengantisipasi pertumbuhan usaha mikro adalah dengan meningkatkan kualitas usaha kecil dan menengah (UKM) di seluruh Indonesia. Dengan menaikkan kelas UKM, produk dari sektor itu bisa laku dijual dengan skala nasional maupun internasional.

Produk tersebut, Teten menambahkan, tidak perlu harus rumit. Bahkan keripik singkong, dengan pengolahan yang tepat, bisa diekspor ke berbagai negara.

Berita Lainnya:
Bulog Serap 64 Ribu Ton Beras Selama Musim Ramadhan dan Lebaran

“Keripik singkong itu ketebalannya berbeda-beda di setiap negara. Jadi, usaha tersebut bisa ditingkatkan. Kalau usaha-usaha itu terus membesar, maka pemilik usaha mikro dapat diserap dan bekerja di sana,” kata dia.

Selain keripik singkong, beberapa produk lain yang dinilai Teten bisa dikembangkan di tingkat UKM untuk diekspor seperti rumput laut dan minyak nilam, salah satu bahan baku parfum.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah perusahaan mikro di Indonesia pada tahun 2021 adalah 3,95 juta, meningkat dibandingkan tahun 2020 yakni sekitar 3,91 juta. Akan tetapi, jumlah tersebut masih di bawah jumlah perusahaan mikro tahun 2019 yaitu di kisaran 4,13 juta perusahaan.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi