Kamis, 02/05/2024 - 00:42 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Impor Daging Ditahan karena Virus LSD, Gapmmi Ingatkan Pasokan Daging

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) mengingatkan pemerintah untuk bersiap melakukan antisipasi terkait penangguhan impor sapi dari empat fasilitas peternakan di Australia pasca terdeteksi penyakit Lumpy Skin Diseases (LSD) secara klinis pada sapi. Hal itu lantaran Australia merupakan salah satu andalan pemasok daging sapi utama bagi Indonesia, termasuk untuk kebutuhan industri.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Memang (penangguhan) itu untuk kesehatan hewan, saya sangat setuju. Jadi kita harus hati-hati ya, karena kalau tidak, akan menyebar cukup cepat sekali virusnya. Cuma, memang kita harus antisipasi kekurangannya mau dari mana karena sekarang kan Australia termasuk andalan untuk industri berbasis daging sapi,” kata Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman ditemui seusai konferensi pers Agri-Food Tech Expo Asia 2023 di Jakarta, Rabu (2/8/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Bandara DEO Target Pengembangan Kapasitas Perkuat Daya Tampung
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 

ADVERTISEMENTS

Adhi menyebut Australia menjadi salah satu andalan utama pemasok daging bagi Indonesia selain India. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah turun tangan untuk mengantisipasi jika terjadi kekurangan pasokan daging di dalam negeri.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

“Karena terus terang untuk lokal masih berat untuk pemenuhan di industri khususnya. Juga dari sisi harga,” imbuhnya.

 

Adhi juga menuturkan upaya antisipasi juga perlu dilakukan lantaran saat ini kawasan ASEAN sudah memiliki perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement) sehingga produk-produk berbasis daging kini bebas bea masuk nol persen.

 

Ia mengkhawatirkan, jika Indonesia kekurangan pasokan daging, maka industri berbasis daging seperti bakso, sosis dan corned beef, akan kehilangan daya saingnya di pasar ASEAN.

 

“Sementara kalau kita tidak antisipasi ini, kita akan kalah dengan negara-negara tersebut. Makanya kita harus lebih banyak memperluas pasokan daging dari mancanegara. Tapi, saya setuju memang kita harus hati-hati dengan penyakit (hewan),” katanya.

Berita Lainnya:
Jelang Lebaran, Harga Daging Sapi di Agam Sentuh Rp 160 Ribu per Kg

 

Sebelumnya, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) telah menangguhkan impor sapi dari empat fasilitas peternakan di Australia pasca terdeteksi penyakit Lumpy Skin Diseases (LSD) secara klinis pada sapi.

 

Barantan pun langsung berkoordinasi dengan pemerintah Australia melalui Department Agriculture, Fisheries and Forestry (DAFF) untuk menginvestigasi temuan LSD pada empat peternakan yang ditangguhkan.

“Penangguhan ini dilakukan sampai dengan hasil investigasi temuan penyakit LSD lebih lanjut. Ekspor sapi hidup dari Australia tetap dapat berjalan dari 56 peternakan atau premises dari total 60 yang terdaftar,” kata Kepala Barantan Bambang.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi