Rabu, 01/05/2024 - 14:01 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Live Shopping Jadi Salah Satu Alasan Pasar Tanah Abang Kehilangan Pembeli

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan banyak faktor yang membuat lesunya transaksi penjualan di pasar tradisional, seperti yang terjadi di Pasar Tanah Abang. Huda menyampaikan live shopping di social commerce bukan menjadi satu-satunya alasan.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Kita juga melihat adanya perlambatan ekspektasi konsumsi masyarakat walaupun ada juga perpindahan konsumsi barang dari offline ke online,” ujar Huda saat diskusi bertajuk “Nasib UMKM di Tengah Gemerlap Social Commerce” di Jakarta, Sabtu (16/9/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Selain itu, banyak produsen lokal yang juga menjual langsung produknya di social commerce atau e-commerce. Hal ini kian memukul para pedagang di Pasar Tanah Abang.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata Indonesia, Pelindo Multi Terminal Layani Kapal Pesiar
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Kenapa Tanah Abang sepi karena ada fenomena produsen juga melakukan live shopping. Tanah abang kan tangan kedua dari produsen, nah produsen banyak juga jual langsung ke konsumen baik live shopping maupun e-commerce,” ucap Huda.

ADVERTISEMENTS

Huda menyebut fenomena ini menguntungkan konsumen, namun akan berdampak negatif bagi pedagang luring. Huda mengatakan para pedagang Pasar Tanah Abang harus segera beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen dengan ikut berjualan di pasar daring.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Angkasa Pura: Status Bandara Internasional Ditinjau Setelah Lima Tahun

Menurut Huda, pemerintah harus memberikan pelatihan dan pendampingan agar para pedagang bisa berjualan di pasar daring. Selain itu, pemerintah juga berkewajiban menerapkan persiangan yang setara antara produk lokal dan impor.

Huda menyampaikan ketidakseimbangan harga akan sangat berbahaya bagi para pelaku usaha domestik. Pasalnya, masyarakat Indonesia tentu akan memilih barang yang lebih murah, meski berasal dari luar negeri.

“Pemerintah sudah ada kebijakan tapi tidak cukup membendung masuknya barang impor dari China. Kalau tidak ada aturan ketat, ini sangat membahayakan produk dalam negeri,” kata Huda.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi