Selasa, 21/05/2024 - 22:41 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Ribuan Warga Asing Ikut Berperang Bantu Israel, Siapa Mereka?

BANDA ACEH – Sejak Israel melancarkan serangan habis-habisan dan mengepung Jalur Gaza mulai 7 Oktober hingga kini telah menewaskan lebih dari 6.000 orang. Ternyata serangan militer Israel ini mendapat bantuan warga dari berbagai negara. Siapakah mereka?

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Banyak pertanyaan yang muncul mengenai keterlibatan tentara asing – termasuk dari AS, Inggris, dan Kanada – yang menjadi tentara Israel dalam pertempuran tersebut. Mereka bahkan sudah lama membantu Israel dan keberadaannya makin terkuak.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Kopral Nathanel Young, 20, termasuk di antara 1.400 warga Israel yang tewas dalam serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, tenyata warga negara Inggris. Seorang pria Inggris, Jake Marlowe, 26 tahun, yang bekerja sebagai keamanan selama festival musik Supernova, juga menjadi sasaran pejuang Hamas bersenjata. Pada hari Minggu, Omer Balva, 22, lahir dan besar di Maryland, tewas dalam dugaan serangan rudal Hizbullah di Israel utara.

Terungkapnya korban-korban Israel yang berasal dari berbagai negara itu kembali menimbulkan perdebatan mengenai kehadiran warga dari beberapa negara terutama di Eropa dan Amerika yang berperang untuk tentara asing dan kelompok bersenjata selama beberapa tahun terakhir. 

Siapa yang Bisa Berperang untuk Israel?

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Mengutip laporan The New Arab (TNA) kemarin, di bawah program ‘Mahal’ pemerintah Israel – akronim dari Mitnadvei Hutz LaAretz – militer Israel dapat merekrut orang-orang Yahudi dari seluruh dunia. Undang-undang mengizinkan setiap orang, berusia di bawah 24 tahun untuk pria dan 21 tahun untuk wanita, yang memiliki setidaknya satu kakek-nenek Yahudi, untuk mendaftar ke Angkatan Bersenjata Israel dan bertugas antara 18 hingga 24 bulan tanpa memerlukan kewarganegaraan Israel.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Hasyim Asy’ari Disemprot Ketua MK, Ini Penyebabnya

Setiap orang Yahudi dapat menjadi warga negara Israel. Ada pula sejumlah besar warga berkewarganegaraan ganda yang bertugas di militer Israel, baik sebagai tentara aktif, cadangan, atau sukarelawan. 

Apakah ini legal? Hampir semua negara Barat tidak memiliki undang-undang yang melarang warga negaranya berjuang untuk Israel. Sejak tanggal 7 Oktober dan pemanggilan 360.000 tentara cadangan oleh Israel, lebih dari 100 orang telah melakukan perjalanan dari Inggris untuk bergabung dengan militer Israel. Sebagian besar dari mereka adalah warga dengan kewarganegaraan ganda Inggris-Israel yang juga merupakan cadangan di militer Israel dan bukan sukarelawan. 

ADVERTISEMENTS

Di Amerika Serikat, tren serupa juga terjadi, banyak warga berkewarganegaraan ganda Amerika-Israel yang berangkat ke Israel sejak 7 Oktober. Menurut data dari serangan Israel di Gaza pada tahun 2014 saja, antara 800 hingga 1.000 sukarelawan asing, yaitu warga negara non-Israel, bergabung dengan militer Israel setiap tahun. Terdapat total 4.600 sukarelawan asing, dengan lebih banyak lagi warga negara ganda dari seluruh dunia yang bertugas aktif atau cadangan.

ADVERTISEMENTS

Mereka bahkan menyatukan warga Rusia dan Ukraina, dengan ratusan warga negara dari kedua negara menjadi sukarelawan untuk militer Israel meskipun perang berdarah sedang berlangsung antara Moskow dan Kyiv. 

Berita Lainnya:
Said Didu: Sepertinya 'Kehebatan' Jokowi Harus Diakui

Korban Propaganda Israel

Mengapa begitu banyak orang Yahudi Eropa dan Amerika yang menjadi sukarelawan di militer Israel? Sulit untuk menjelaskan motivasi setiap pejuang kelahiran asing yang mendaftar di militer Israel, namun identitas sering kali berperan. Dalam wawancara baru-baru ini dengan CBC, Temima Silver, 21 tahun, yang lahir dan besar di Ottawa, mengatakan bahwa alasan paling mendesak adalah serangan Hamas pada 7 Oktober dan desakan “untuk melakukan sesuatu dan membela [Israel] — secara fisik”.

Namun dia juga menyebutkan bahwa dia merasakan “antisemitisme yang mendasari” di Kanada sejak awal konflik, yang dia samakan dengan anti-Zionisme – sebuah hubungan yang telah dibantah oleh banyak aktivis pro-Palestina.

Seperti diungkapkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika berbicara kepada pasukan komando yang siap menyerang Gaza: “Kita sedang berjuang dalam hidup kita, berjuang untuk rumah kita. Itu tidak berlebihan, tidak berlebihan, itulah perang ini. Ini adalah perang yang membunuh atau dibunuh, dan mereka harus dibunuh.”

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi