Selasa, 21/05/2024 - 23:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Masalah Emosi Erat Kaitannya dengan Fenomena Barcode Korea

MALANG — Fenomena ‘Barcode Korea’ saat ini tengah menyelimuti generasi muda Indonesia. Kondisi ini pun turut ditanggapi oleh Dosen Program Studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Hudaniah menilai, istilah ‘Barcode Korea’ yang dibuat oleh seseorang ini kemungkinan ditunjukkan untuk mempopulerkan sesuatu perilaku yang sebenarnya itu tidak diharapkan. “Tetapi diberi nama yang saat ini seperti keren. Misalnya yang berbau Korea itu kan sekarang menarik minat remaja, maka dibuat istilah keren,” kata Hudaniah saat dihubungi Republika, Rabu (15/11/2023).

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Perempuan berhijab ini tidak tahu siapa yang mencetuskan istilah tersebut. Namun dia khawatir istilah ini sengaja dimunculkan oleh orang tidak bertanggung jawab yang ingin merusak mental para remaja. Oknum tersebut seolah-olah ingin membuat istilah keren padahal maknanya sangat menghawatirkan.

Berita Lainnya:
Ciri Seseorang Punya Tinja Sehat Dilihat dari Warna, Bentuk, dan Frekuensi BAB

Dalam ilmu psikologi, ‘Barcode Korea’ lebih merujuk pada perilaku melukai diri sendiri yang tidak bertujuan untuk bunuh diri atau self harm. Tindakan ini biasanya dilakukan hanya untuk merasakan sakit di fisik. Pelaku ingin mengalihkan sakit psikologisnya ke fisik, yang sesungguhnya ini bukan cara sehat untuk mengatasi masalah emosi.

Menurut Hudaniah, tindakan ini sebenarnya dapat dilakukan siapapun, baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Namun karena tekanan psikologis, temuan ini lebih banyak di usia remaja. Sebagaimana diketahui, kalangan ini masih dalam proses belajar untuk mengatasi persoalan psikologis.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Pada dasarnya, self harm atau ‘Barcode Korea’ lebih merujuk pada kemampuan orang yang tidak dapat mengelola emosi dengan strategi positif. Sebab itu, pelaku lebih memilih untuk memindahkan masalah psikologisnya ke fisik dengan harapan dapat mengatasi masalah emosinya. Padahal cara ini tidak menyelesaikan akar masalah yang dihadapinya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Bintang Sepak Bola Malaysia Faisal Halim Jadi Korban, Apa Bahaya Air Keras pada Tubuh?

Penyebab seseorang menyakiti diri sendiri terdiri atas beberapa faktor. Mereka melakukan tindakan tersebut dapat karena masalah akademik, keluarga, pertemanan dan pencapaian diri yang tidak sesuai harapan.

“Jadi ketika seseorang kemampuan manajemen emosinya kurang efektif, mereka ambil cara cepat. Rasanya lebih lega saja tetapi persoalannya tidak selesai, bahkan ada kecendrungan berulang-ulang. Kenapa diulang? Karena persoalan belum selesai, cuma kamuflase,” kata dia.

ADVERTISEMENTS

Piala Dunia U-17 Indonesia mulai berlangsung sejak 10 November hingga 2 Desember 2023.
Segera beli dan dapatkan tiket resmi pertandingan Piala Dunia U-17 di Jakarta, Bandung, Solo,
dan Surabaya di laman https://www.tickets-u17worldcup.com/matches

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi