Kamis, 02/05/2024 - 17:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Ingus Bercampur Darah Pasti Kanker? Ini Jawaban Spesialis THT

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Dokter spesialis telinga hidung, tenggorok, bedah kepala leher RSUD Pasar Minggu dr. Dionisia Vidya, Sp.THT-KL mengatakan ingus bercampur darah bisa jadi tanda awal kanker nasofaring dan karenanya disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter agar mendapatkan diagnosis.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Ingus yang bercampur darah pasti kanker? Jawabannya tidak. Ingus bercampur darah itu kita harus lihat mulai kapan, jumlahnya seberapa banyak. Tetapi kalau sudah curiga, apalagi sudah sering bolak-balik keluar (ingus dengan darah), lebih baik diperiksakan,” ujar dia dalam seminar daring terkait kanker di Jakarta, Senin.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Vidya menjelaskan, gejala yang membedakannya dengan mimisan ialah darah tidak keluar tidak sebanyak mimisan sehingga sering terabaikan pasien. Namun, frekuensi keluarnya darah yang dicurigai kanker cenderung sering terjadi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Nasofaring terletak di bagian belakang rongga hidung bagian dalam dan tersembunyi. Sel tumor pada area itu seperti halnya pada bagian tubuh lain memiliki sifat yang rapuh sehingga mudah berdarah.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Mendorong Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak  

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Inilah alasan gejala awal kanker nasofaring yakni keluarnya ingus bercampur darah,” katanya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Selain itu, gejala dini kanker nasofaring yakni munculnya gangguan pendengaran di satu sisi karena berada dekat dengan tuba eustachius yakni saluran yang menghubungkan bagian tengah dan nasofaring.

Sayangnya, imbuh Vidya, pasien biasanya tidak datang pada gejala dini melainkan saat merasakan gejala lebih lanjut seperti menemukan benjolan di leher.

Selain benjolan, gejala lain kanker nasofaring juga bergantung pada ke bagian organ mana tumor membesar. Apabila ke arah depan atau hidung, maka bisa memunculkan gejala hidung tersumbat.

Sementara, bila melebar ke arah otak, maka gejala yang timbul berhubungan dengan saraf-saraf kranial (yang menghubungkan otak dengan organ indra) dan paling sering mengenai saraf mata, sehingga pasien mengeluh pandangannya ganda.

Berita Lainnya:
Dokter Imbau Masyarakat Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

“Atau merasa pipi kebas, mulai ada gangguan menelan atau nyeri kepala,” ujar Vidya yang pernah menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu.

Untuk mendiagnosis kanker nasofaring dokter biasanya akan melakukan anamnesis atau tanya jawab dengan pasien terkait gejala dini hingga lanjutan, kemudian melakukan pemeriksaan fisik.

“Kalau misalnya dari anamnesis kita sudah mengarah ke arah kanker nasofaring, kita bisa melakukan endoskopi. Jadi, memasukkan kamera untuk melihat kondisi nasofaring,” jelas Vidya.

Selanjutnya, pemeriksaan pencitraan seperti tomografi terkomputasi (CT-scan) atau pencitraan resonansi magnetik (MRI) serta biopsi atau mengambil contoh jaringan yang diduga kanker lalu diperiksa secara histopatologis untuk mengetahui selnya ganas atau tidak.

Kemudian, berbicara angka kasus di Indonesia, menurut dia, kanker nasofaring menempati urutan pertama untuk kategori kanker kepala dan leher dan peringkat keempat dari keseluruhan jenis kanker.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi