Rabu, 01/05/2024 - 01:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Kurang Tidur Bisa Memperburuk Mood, Apa Hubungannya?

ADVERTISEMENTS

Tidur (ilustrasi). Kurang tidur memperburuk perubahan mood.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Ritme sirkadian tubuh berhubungan dengan suasana hati. Ini menjelaskan mengapa orang yang memiliki pekerjaan yang memicu stres atau yang bekerja pada malam hari sering kali bergelut dengan depresi dan masalah suasana hati.  

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Sebuah studi baru meneliti efek ritme sirkadian dan waktu terjaga seseorang terhadap suasana hatinya. Riset ini digagas oleh tim peneliti dari Universitas Michigan di Amerika Serikat dan layanan kesehatan Dartmouth Health, menggunakan data Fitbit 2.602 peserta selama dua tahun.  

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Peneliti menemukan bahwa siklus suasana hati ini mencapai titik tertinggi pada pukul 17.00 dan titik terendah pada pukul 05.00. Kurang tidur memperburuk perubahan suasana hati ini, sehingga mengakibatkan mood yang lebih buruk dan perubahan suasana hati drastis sepanjang hari.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Lebih Ketat Jaga Kesehatan Selama Musim Pancaroba

Penulis utama studi sekaligus psikiater di Dartmouth Health, Benjamin Shapiro, suasana hati secara alami berputar dari titik terendah pada pagi hari dan tertinggi pada malam hari, terlepas dari kondisi kurang tidur. Sementara, kurang tidur adalah proses tersendiri yang semakin menurunkan mood.  

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

“Seseorang yang terjaga sepanjang malam pada 05.00 pagi mempunyai mood yang lebih rendah dibandingkan jika mereka baru bangun pukul 05.00. Namun, pada hari-hari biasa, mood mereka pada pukul 05.00 akan tetap lebih rendah dibandingkan pada malam hari,” kata Shapiro, dikutip dari laman Tech Explorist, Kamis (14/3/2024). 

Dalam studi, detak jantung peserta diukur secara berkala, termasuk jarak berjalan kaki setiap hari, kebiasaan tidur, dan keadaan emosi. Dengan menggunakan informasi dari perangkat teknologi untuk melacak aktivitas dan detak jantung menit demi menit, peneliti juga menghitung waktu jam tubuh dan durasi tidur peserta.

Berita Lainnya:
Sering Salah Bantal? Ternyata Ini Penyebabnya Menurut Dokter

Para ilmuwan menemukan bahwa suasana hati mengikuti ritme yang terkait dengan jam internal tubuh. Pengaruh jam internal ini meningkat ketika seseorang terjaga lebih lama, yang menunjukkan bagaimana jam tubuh mempengaruhi suasana hati. 

Jam tubuh peserta magang dan jumlah waktu mereka terjaga disesuaikan dengan penilaian suasana hati para peneliti. Selain ditemukan bahwa mood terbaik terjadi pada jam lima sore dan yang terburuk pada jam lima pagi, diamati pula bahwa semakin lama pekerja magang tetap terjaga, semakin buruk suasana hatinya.

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi