Kamis, 02/05/2024 - 09:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Perang Sarung Berisiko Hilangkan Nyawa, Mengapa Remaja tak Takut Mati?

ADVERTISEMENTS

Polsek Talun jajaran Polresta Cirebon berhasil mengamankan 13 pemuda yang hendak perang sarung, Rabu (20/3/2024) sekitar pukul 00.30 WIB.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Tawuran telah berkali-kali menyebabkan remaja luka-luka dan tak terhitung yang kehilangan nyawa. Belakangan, marak pula “perang sarung” yang tak lain adalah bentuk perkelahian massal juga.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Mengapa remaja tak takut cedera, tak khawatir meninggal saat tawuran? Dari kacamata psikologi, ada beberapa alasan yang membuat mereka berani melakukan perilaku berisiko.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Salah satu pendiri dan psikolog klinis dewasa di Rumah Dandelion, Nadya Pramesrani, mengatakan ada beberapa faktor yang berperan dalam perilaku berisiko remaja. Menurut Nadya, penting untuk memahami pola pikir remaja untuk dapat memahami mengapa mereka terkadang tidak merasa takut akan risiko.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Bagian Rumah Mana yang Paling Banyak Menggunakan Listrik?

Salah satu karakteristik khas remaja adalah perasaan keunikan diri mereka. Meskipun kemampuan berpikir mereka sedang berkembang, mereka belum sepenuhnya mampu memprediksi resiko secara matang.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

“Kita perlu pahami dulu terkait cara atau pola pikir remaja ya. Jadi salah satu yang karakteristik atau spesifik remaja itu adalah remaja dan sense of uniqueness-nya mereka,” kata Nadya kepada Republika.co.id, beberapa waktu lalu.

Berita Lainnya:
Flu Singapura Berbeda dengan Cacar Air, Orang Bisa Kena Berkali-kali

Remaja sering kali merasa bulletproof alias kebal. Mereka meyakini bahwa mereka bisa menghindari konsekuensi negatif dari perilaku berisiko.

Hal ini disebabkan oleh kepercayaan diri yang meningkat dan fokus pada diri sendiri, yang merupakan ciri dari egosentris remaja. Namun, ini juga membuat mereka rentan terhadap perilaku berisiko, seperti eksperimen dengan narkoba, alkohol, atau seks bebas.

Nadia menyebut, remaja cenderung menantang otoritas dan norma sosial karena mereka cenderung melihat segalanya dari sudut pandang ideal. Sering kali, mereka tidak menyadari resiko sebenarnya dari tindakan yang dilakukannya.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi