Rabu, 01/05/2024 - 15:30 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Kemenkop Dorong Koperasi Produsen Kopi Masuk PMO Kopi Nusantara BUMN

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) mendorong berbagai koperasi produsen kopi masuk ke dalam program Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara yang sudah diluncurkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Itu guna meningkatkan kuantitas dan kualitas biji kopi dalam negeri. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim menilai, langkah tersebut sebagai tindak lanjut dari pertemuan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dengan Ketua Manajemen Pusat PMO Kopi Nusantara. Dia menjelaskan, PMO Kopi Nusantara terdiri dari unsur perusahaan pelat merah dan swasta nasional, asosiasi, serta lembaga penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Apalagi, kata dia, Kemenkop memiliki program yang seiring dan sejalan, yakni program Korporatisasi Petani. Pada program itu, para petani berlahan sempit dikelompokkan ke dalam wadah koperasi agar bisa masuk skala ekonomi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
IBC Rangkul BUMN Kembangkan New Energy Ecosystem di Sektor Strategis
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Untuk itu, skema PMO bisa diterapkan pada koperasi, termasuk petani kopi. Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah di Subang ini saya yakin bisa masuk ke dalam skema PMO,” kata Arif.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Arif meyakini dengan skema PMO bakal mampu meningkatkan produktivitas petani kopi melalui Korporatisasi Petani. Saat ini, lanjut dia, terdapat beberapa tantangan dalam sistem rantai pasok (supply chain) kopi di dunia. Di antaranya, hambatan tarif, ketatnya persaingan dan persyaratan untuk masuk ke pasar global, serta beberapa persyaratan sertifikasi berkelanjutan.

“Namun kami optimistis, melalui sinergi dan kerja sama seluruh pihak dalam payung PMO Kopi Nusantara, Indonesia mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas biji kopi,” kata dia.

Keyakinan Arif bukan tanpa alasan, sebab PMO Kopi Nusantara mengembangkan berbagai program pendampingan dan mendorong terciptanya ekosistem bisnis yang berkelanjutan. Dengan target, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani kopi di Tanah Air.

Berita Lainnya:
AHY: Sertifikat Tanah Beri Nilai Tambah Ekonomi Warga

Bagi PMO, pendampingan kepada petani, menjadi langkah mutlak untuk meningkatkan kapasitas produksi kopi, karena 96,1 persen lahan kopi, merupakan lahan milik petani rakyat. PMO Kopi Nusantara pun menerapkan strategi holistik, dalam proses pendampingan kepada petani. Mulai dari aspek pengolahan budidaya tanaman berkelanjutan, informasi dan pendampingan budidaya pertanian, digital farming dan mekanisasi pertanian, akses permodalan dan perlindungan risiko pertanian, pengembangan sosial masyarakat petani dan bisnis inklusif, serta kemitraan pertanian pasar (Farm to Market Partnership).

Saat ini, PMO Kopi Nusantara sudah memiliki 9 pilot projects di enam wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Total lahan yang difasilitasi hingga saat ini lebih dari 6.500 hektare yang dikelola oleh 2.500 petani. 

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi