Selasa, 30/04/2024 - 00:44 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Studi Ungkap Parasetamol Bisa Ganggu Pensinyalan Jantung, Bahkan dalam Dosis Rendah

ADVERTISEMENTS

Parasetamol (ilustrasi). Peneliti menemukan bahwa penggunaan parasetamol dalam jangka panjang dengan dosis sedang hingga tinggi dapat mendorong terjadinya masalah jantung.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Parasetamol atau asetaminofen merupakan obat pereda nyeri yang diketahui aman dan sangat umum digunakan oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Namun, studi terbaru pada hewan tikus menunjukkan bahwa penggunaan parasetamol bisa mengganggu jalur pensinyalan jantung, meski dalam dosis yang rendah.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Kami menemukan bahwa penggunaan asetaminofen dalam konsentrasi yang dianggap aman, setara dengan 500 mg/hari, menyebabkan sejumlah jalur pensinyalan di dalam jantung mengalami perubahan,” ungkap dr Gabriela Rivera dari University of California di AS, seperti dilansir The Sun pada Selasa (16/4/2024).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Kepala BKKBN: Angka Perceraian Tinggi Mengancam Ketahanan Keluarga
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Temuan ini diperoleh dari sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti terhadap tikus. Dalam studi ini, tim peneliti membagi tikus-tikus ke dalam dua kelompok.

ADVERTISEMENTS

Kelompok pertama diberikan air putih tawar setiap hari, sedangkan kelompok kedua diberikan air putih dengan campuran parasetamol. Dosis parasetamol yang diberikan kepada tikus setara dengan parasetamol yang diberikan pada manusia dewasa dalam dosis 500 mg/hari.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

Setelah tujuh hari, tim peneliti menganalisis jaringan jantung pada semua tikus yang dilibatkan dalam studi. Analisis ini dilakukan untuk memeriksa perubahan protein pada jaringan yang dapat menjadi indikator fungsi jantung.

Berita Lainnya:
7 Resep Menu Hemat Akhir Bulan, Belanja Pakai Promo April di Blibli Lebih Hemat!

Tim peneliti lalu menemukan adanya perubahan pada protein-protein yang berkaitan dengan sejumlah jalur pensinyalan biokimia. Tim peneliti menambahkan, jumlah jalur pensinyalan yang terdampak oleh parasetamol juga melebihi ekspektasi.

“Kami berekspektasi ada dua atau tiga jalur yang mengalami perubahan tetapi kami menemukan lebih dari 20 jalur pensinyalan berbeda yang terdampak (mengalami perubahan),” ujar dr Rivera.

Selain itu, tim peneliti menemukan bahwa penggunaan parasetamol dalam jangka panjang dengan dosis sedang hingga tinggi dapat mendorong terjadinya masalah jantung. Masalah jantung ini bisa terjadi akibat penumpukan toksin atau stres oksidatif yang muncul saat tubuh mencerna parasetamol.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi