Sabtu, 25/05/2024 - 17:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Demokrat: Perlu Ada Satu Partai Besar Jadi Oposisi Pemerintahan

JAKARTA — Partai Demokrat menilai perlu ada satu partai besar yang menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nanti. Tujuannya agar terjadi mekanisme pemeriksa dan penyeimbang terhadap berbagai langkah yang diambil pemerintah.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

“Perlu oposisi. Kalau tidak ada oposisi dan semua masuk dalam parlemen, demokrasi-nya kurang ada check and balance,” kata Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Alfian Mallarangeng dalam diskusi daring bertajuk ‘Demokrasi Tanpa Oposisi’ yang dipantau di Jakarta, Sabtu (4/5/2024).

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Baca: Kontak Prabowo, PM Kanada Beri Selamat Kemenangan Pilpres 2024

Meski begitu, menurut Andi, Demokrat menyerahkan kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto terkait partai mana yang akan diajak bergabung ke pemerintahan. Prabowo telah melakukan komunikasi secara langsung dengan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Namun, terdapat sinyal bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan turut diajak Prabowo ke pemerintahan. Sedangkan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan masih terbagi suaranya akan menjadi oposisi atau bergabung ke pemerintahan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Ketum DPP LDII Ajak Semua Pihak Junjung Cita-Cita Pendiri Negara Ini

Andi menjelaskan, terdapat kebutuhan untuk menambah koalisi pemerintahan lantaran berdasarkan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, empat partai politik parlemen di Koalisi Indonesia Maju (KIM) baru mendapatkan 40 persen suara. KIM terdiri Partai Golkar, Gerindra, Demokrat, dan PAN.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Baca: Menhan Prabowo Hingga Ustadz Adi Hidayat Hadiri HUT ke-72 Kopassus

Menurut Andi, penambahan satu partai politik ke pemerintahan sebenarnya sudah cukup untuk mendapatkan dukungan mayoritas di parlemen. Pasalnya, suara partai pemerintah di Senayan sudah bisa melebihi 50 persen suara.

ADVERTISEMENTS

“Tapi sekali lagi tergantung dari Pak Prabowo, apakah mau mengajak satu, dua, atau tiga partai parlemen. Tapi rasanya tidak usah empat-empatnya,” ujar eks menteri pemuda dan olahraga tersebut.

ADVERTISEMENTS

Sebelumnya, peneliti senior dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Lili Romli mengatakan, PDIP dan PKS menjadi harapan terakhir untuk duduk di kursi oposisi. Menurut dia, kekuatan oposisi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI masih tetap dibutuhkan secara signifikan.

Berita Lainnya:
PAN Sambut Baik Aksi Prabowo Silaturahmi ke Berbagai Parpol

Baca: SBY dan Prabowo, Penghuni Paviliun 5A Akmil yang Jadi Presiden

Hal itu agar ada kontrol serta pengawasan terhadap pemerintah. Jika tidak ada oposisi, menurut Lili, kebijakan yang dimunculkan cenderung merugikan rakyat seperti di era Orde Baru.

“Kalau semuanya masuk, ya wassalam, DPR betul-betul tidak memainkan peran,” kata Lili dalam kegiatan webinar bertajuk ‘Quo Vadis Demokrasi Indonesia Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi’ yang dipantau dari Jakarta, Senin (29/4/2024).

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi