Selasa, 30/04/2024 - 08:09 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Psikiater: Atasi Stres dengan Gaya Hidup Sehat

ADVERTISEMENTS

Psikiater mengatakan stres bisa diatasi dengan menerapkan gaya hidup sehat

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA – Psikiater dari RSPUN Cipto Mangunkusumo, Gina Anindyajati, mengatakan stres bisa diatasi dengan menerapkan gaya hidup sehat, termasuk pola diet sehat, pola tidur berkualitas, aktivitas fisik, dan keterampilan berpikir rasional.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Mencegah stres yang berkepanjangan bisa kita atasi dengan menerapkan gaya hidup sehat. Yang termasuk dalam gaya hidup sehat adalah pola diet sehat, tidur yang cukup dan berkualitas, aktivitas fisik yang rutin, dan kemampuan berpikir yang rasional,” kata Gina dalam peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang digelar daring oleh Puskesmas Ciracas Jakarta Timur, diikuti dari Jakarta, Jumat (28/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Gina menjelaskan, pola diet sehat yang dimaksud salah satunya dengan mengurangi konsumsi makanan olahan dan makanan yang tinggi kadar gula dan lemak karena akan melepaskan radikal bebas yang bersifat racun. Menurutnya, radikal bebas sebenarnya bisa dibuang jika sistem metabolisme dalam tubuh berjalan normal.

ADVERTISEMENTS


Namun, ia mengingatkan bahwa kemampuan metabolisme tubuh terbatas. Oleh karena itu makanan olahan dan makanan yang tinggi lemak dan gula sebaiknya juga dibatasi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Cemas Saat Bepergian? Atasi dengan 5 Trik Simpel Ini


“Kemampuan metabolisme tubuh kita itu terbatas. Akhirnya, radikal bebas yang harusnya dibuang jadi tidak bisa dibuang. Kemudian menimbulkan efek beracun yang disebut stres oksidatif yang mempengaruhi organ terutama otak kita,” kata Gina.


“Stres oksidatif berkepanjangan akan memengaruhi cara kerja otak sehingga orang tersebut menjadi lebih rentan mengalami gangguan jiwa seperti skizofrenia, bipolar, maupun depresi,” ujar dia.


Di samping diet gula, lemak, dan makanan olahan, Gina juga mengatakan penting untuk mengonsumsi makanan sumber antioksidan seperti jambu, sirsak, jeruk, brokoli, wortel, tomat, kunyit, teh hijau, bawang putih, dan kayu manis. Ia juga merekomendasikan tidur cukup yakni 7-8 jam per hari. Kurangnya jam tidur, kata dia, akan mengubah mekanisme kerja daya tahan tubuh sehingga dia akan menyebabkan peradangan yang kronis, peningkatan risiko penyakit kardiometabolik, kanker, autoimun, dan neurodegeneratif.


Gina juga menyarankan untuk menghindari penggunaan gawai di malam hari terutama sebelum tidur. Menurutnya, paparan cahaya di malam hari dapat mengganggu ritme sirkadian sehingga mengakibatkan peningkatan risiko kanker, difsungsi metabolisme, dan gangguan suasana hati.

Berita Lainnya:
Cegah Kekambuhan Kanker dengan Perbaiki Pola Hidup, Begini Caranya


Kemudian, Gina mengatakan aktivitas fisik juga menjadi hal yang sangat penting. Ia menjelaskan, kurang gerak atau hanya duduk selama lebih dari delapan jam per hari akan meningkatkan risiko peradangan kardiovaskular, obesitas, diabetes, serta gangguan kecemasan dan gangguan jiwa lainnya. Adapun aktivitas yang ia rekomendasikan adalah jalan kaki ringan, jogging, bersepeda, berenang, serta aktivitas relaksasi seperti yoga dan tai chi.


Selain itu, pola pikir yang rasional juga penting untuk mengatasi stres. Menurutnya, pemikiran yang tidak rasional cenderung dianggap sebagai ancaman sehingga emosi yang muncul adalah emosi negatif.


“Sebagai manusia, kita cenderung punya pikiran yang otomatis bersifat negatif. Tugas kita adalah belajar mengenali,” kata Gina.


“Setiap ada kejadian, ada pikiran yang muncul, cek pada diri sendiri, pikiran saya benar atau enggak, sesuai kenyataan atau enggak. Kalau enggak, sebetulnya seperti apa. Pikiran baru inilah yang akan membuat kita menjadi lebih baik,” ujarnya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi