Selain membebani fisik dan mental, stres bisa berimbas pada hubungan suami dan istri.
JAKARTA — Ada kalanya seseorang menganggap suami atau istrinya terkesan menyebalkan dibandingkan biasanya. Sebuah penelitian yang diterbitkan di Social Psychological and Personality Science mencoba mengungkap mengapa hal demikian bisa terjadi.
Menurut para ahli dari University of Texas di Austin yang menggagas studi, kondisi itu bisa dipicu stres. Tekanan yang dialami seseorang bisa membuatnya cenderung menangkap sisi negatif pasangannya seperti tidak sabar, marah, atau mengingkari janji.
Orang yang mengalami situasi stres di luar hubungan, seperti di tempat kerja, juga kerap menganggap pasangannya tidak pengertian. Untuk mendapatkan hasil tersebut, para ahli melakukan survei terhadap 79 pasangan pengantin baru.
Tim periset menanyai mereka tentang perilaku pasangan selama sembilan sampai 10 hari. Para peserta studi juga diminta menguraikan rincian situasi dan peristiwa stres dalam hidup. Aspek pengantin baru dinilai penting karena orang-orang di fase bulan madu lebih cenderung mengabaikan perilaku negatif.
Para ahli menemukan bahwa satu hari yang penuh tekanan tidak menyebabkan efek tertentu, tetapi akumulasi peristiwa dapat merusak hubungan. Meski begitu, tim peneliti mengatakan butuh studi lanjutan untuk evaluasi lebih lanjut, terutama pada pasangan yang sudah menikah selama bertahun-tahun, atau puluhan tahun.
Bagaimanapun, studi tersebut dianggap berperan penting dalam menjelaskan bagaimana stres membebani kesehatan fisik dan mental seseorang, juga turut mengimbas kualitas hubungan mereka. Selama ini, stres pun diketahui dapat memicu serangan panik, tekanan darah tinggi, gangguan tidur, dan gangguan pencernaan, dikutip dari laman Times Now News, Selasa (27/9/2022).
Sumber: Republika
