Maka, kata Sulaiman Datu, sebelum terjadinya kehancuran terhadap Bank Aceh Syariah di kemudian waktu yang merupakan lumbung peng ureung (baca: uang orang) Aceh maka C.I.C meminta Pj Gubernur Aceh Ahmad Marzuki untuk sesegera mungkin mendemisionerkan Dewan Komisaris PT. Bank Aceh Syariah (BAS).
“Demi menjaga bank Aceh dari kehancuran oleh ulah oknum-oknum di jajaran Dewan Komisaris ini, di mana Bank Aceh adalah lumbung peng ureng Aceh, kami yang tergabung di C.I.C meminta Pak Achmad Marzuki untuk mendemisioner jajaran Dewan Komisaris. Jika tidak segera dilengserkan maka tentu akan menjadi permasalahan di kemudian waktu yang dapat berdampak pada kinerja Pak Achmad Marzuki,” harap Sulaiman Datu.
Kehadiran Taqwallah di mana saja Bikin Gaduh
Secara terpisah kepada HARIANACEH.co.id di waktu yang sama, pengusaha Cigar Nasional asal Bireuen, Zulfan alias James NKRI juga membenarkan apa yang disampaikan Wakil Ketua C.I.C Provinsi Aceh terkait cara kerja Taqwallah yang kerap membuat gaduh di mana saja ia memimpin.
“Apa yang sudah disampaikan bang Sulaiman Datu kepada kawan-kawan di HARIANACEH.co.id yang kemudian dimintai komentar saya soal intervensi Taqwallah di pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank Aceh ya menurut saya bukan hanya di soal itu saja, saat dia berada di mana saja, selalu kerap bikin gaduh dan pasti ribut,” komentar James.
James kemudian melanjutkan, saat Taqwallah menjadi Kepala Perwakilan Wilayah IV BRR NAD-Nias (2006 – 2007) yang bertempat di Aceh Barat Komut Bank Aceh itu juga bikin gaduh dengan salah seorang Anggota DPR Kabupaten Aceh Barat saat itu.
“Sampai bahkan saya ingat dulu pasca Tsunami waktu itu ia pernah ribut dengan salah seorang Anggota DPR Kabupaten Aceh Barat dan kemudian dia dipindahkan ke Kantor BRR di Lueng Bata,” ungkap James.
Kemudian di tahun 2013, seingat James, Taqwallah pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Aceh dan di saat itu bikin gaduh yang menyebabkan pegawai di dinas Kesehatan mogok kerja.
“Selain di BRR, saat ia menjabat Kepala Dinas Kesehatan juga begitu, bikin gaduh, sampai pegawai di dinas itu mogok kerja akibat ulah kinerjanya yang kerap saja mengintervensi staff, intinya dia tidak percaya dengan anggotanya sendiri,” ujar pengusaha Cigar asal Bireuen itu.
Tidak hanya sebatas sampai di situ, ungkap James lagi, saat Taqwallah jadi Sekretaris Daerah Aceh di tahun 2019 dan berakhir di tahun 2022 juga ulah bikin gaduhnya itu bikin kalang kabut para pegawai di hampir seluruh SKPA yang akhirnya berdampak pada buruknya kinerja Pemerintah Aceh itu sendiri,
“Apalagi waktu dia jadi Sekda Aceh, boleh tanya sama ASN masa saja di Pemerintah Aceh, hal kegaduhan itu kerap saja terjadi dan diketahui publik, tentu ini bukan rahasia dan memang kesannya di mana saja dia memimpin, ujung-ujungnya ya bikin gaduh, awalnya kan dia tidak bisa diangkat jadi Komut BAS, kemudian, ini dugaan saya ya, agar dia bisa raih jabatan itu, maka di tahun 2021 Apa Bereh ini mengikuti beberapa pendidikan informal tentang perbankan agar bisa memenuhi kualifikasi sebagai Komisaris Utama Bank Aceh Syariah,” tutup James.