Selasa, 30/04/2024 - 11:00 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Beijing Kecam Pembatasan Pengunjung dari China oleh Sejumlah Negara

ADVERTISEMENTS

Jepang, AS, Italia, Malaysia, Spanyol, Maroko, Qatar, Kanada, Korea Selatan, Taiwan

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

ISTANBUL — China mengecam berbagai kebijakan pembatasan COVID-19 yang diambil oleh sejumlah negara terhadap pelaku perjalanan dari negara berpenduduk terbesar di dunia itu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Kami dengan tegas menentang praktik memanipulasi langkah-langkah pencegahan dan pengendalian epidemi untuk mencapai tujuan politik, dan akan mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan prinsip timbal balik,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Dua Mineral Baru Ditemukan di Bulan, Seperti Apa?
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Mao mengatakan pembatasan yang diberlakukan hanya terhadap pelaku perjalanan dari China tidak dapat diterima karena respons pengendalian epidemi itu tidak memiliki kepatutan ilmiah, demikian laporan stasiun televisi negara, CGTN.

ADVERTISEMENTS

Kemarahan Beijing muncul setelah Jepang, AS, Italia, Malaysia, Spanyol, Maroko, Qatar, Kanada, Korea Selatan, dan Taiwan mengumumkan perlunya hasil tes negatif COVID-19 bagi pelaku perjalanan yang datang dari China.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Amerika Didesak Keluar dari NATO jika Ukraina Bergabung

 

Langkah-langkah tersebut kontras dengan keputusan Beijing untuk membatalkan karantina wajib bagi semua pengunjung yang masuk ke China mulai 8 Januari 2023.

Namun, Beijing mengatakan persyaratan COVID-19 yang diberlakukan oleh negara-negara terhadap pelaku perjalanan dari China harus didasarkan pada sains.

China menghadapi lonjakan infeksi yang signifikan setelah menghapus kebijakan nol COVID yang ketat bulan lalu, menyusul kerusuhan dan protes yang belum pernah terjadi sebelumnya di beberapa bagian negara itu.

Sumber: Anadolu

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi