Jumat, 10/05/2024 - 21:45 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIENERGI

Minyak di Asia Rebound Terkerek Prospek Permintaan China

ADVERTISEMENTS

TOKYO — Harga minyak naik kembali pada awal perdagangan Asia pada Rabu (15/3/2023) pulih dari penurunan hari sebelumnya, karena prospek OPEC yang lebih kuat atas permintaan China membantu mengimbangi sentimen investor global yang bearish setelah kegagalan bank AS baru-baru ini.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Minyak mentah berjangka Brent terangkat 62 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 78,07 dolar AS per barel pada pukul 00.58 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 70 sen atau 1,0 persen, menjadi diperdagangkan di 72,03 dolar AS per barel. Pada Selasa (14/3/2023), kedua harga acuan minyak anjlok lebih dari empat persen ke level terendah tiga bulan.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Pasar minyak telah bangkit kembali dengan sendirinya setelah penurunan tajam baru-baru ini,” kata Toshitaka Tazawa, Seorang Analis di Fujitomi Securities Co Ltd, menambahkan beberapa investor telah memanfaatkan penurunan tersebut untuk berburu barang murah.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Peningkatan OPEC dalam prospek permintaan minyak China juga memberikan dukungan, meskipun investor masih khawatir atas krisis keuangan yang mengalir setelah keruntuhan bank-bank AS baru-baru ini,” kata Tazawa. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Ia mencatat bahwa apakah WTI dapat bertahan di atas 70 dolar AS per barel sedang diawasi dengan ketat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Selasa (14/3/2023) lebih lanjut menaikkan perkiraannya untuk pertumbuhan permintaan minyak China pada 2023 karena pelonggaran pembatasan Covid-19 negara tersebut, meskipun hal itu membuat total permintaan global tetap stabil, mengutip potensi risiko penurunan untuk pertumbuhan dunia.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Kegagalan Silicon Valley Bank dan Signature Bank memicu kekhawatiran tentang risiko bank lain akibat kenaikan tajam suku bunga Federal Reserve AS selama setahun terakhir. Itu juga memicu spekulasi tentang apakah bank sentral dapat memperlambat laju pengetatan moneternya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Antisipasi Dampak Serangan Iran ke Israel, Kemenperin Akan Berkoordinasi dengan Pelaku Ind

Pada Selasa (14/3/2023), data inflasi AS sejalan dengan ekspektasi, memperkuat taruhan pada kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Fed pada pertemuan minggu depan. Sementara itu, persediaan minyak mentah AS naik sekitar 1,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 10 Maret, sementara stok bahan bakar turun, menurut sumber pasar mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (14/3/2023).

Di sisi pasokan, menteri energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan kepada Energy Intelligence dalam sebuah wawancara pada Selasa (14/3/2023) bahwa aliansi OPEC+ — OPEC dan produsen minyak sekutu termasuk Rusia — akan tetap berpegang pada pengurangan produksi yang disepakati pada Oktober hingga akhir tahun.TOKYO — Harga minyak naik kembali pada awal perdagangan Asia pada Rabu (15/3/2023) pulih dari penurunan hari sebelumnya, karena prospek OPEC yang lebih kuat atas permintaan China membantu mengimbangi sentimen investor global yang bearish setelah kegagalan bank AS baru-baru ini.

Minyak mentah berjangka Brent terangkat 62 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 78,07 dolar AS per barel pada pukul 00.58 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 70 sen atau 1,0 persen, menjadi diperdagangkan di 72,03 dolar AS per barel. Pada Selasa (14/3/2023), kedua harga acuan minyak anjlok lebih dari empat persen ke level terendah tiga bulan.

“Pasar minyak telah bangkit kembali dengan sendirinya setelah penurunan tajam baru-baru ini,” kata Toshitaka Tazawa, Seorang Analis di Fujitomi Securities Co Ltd, menambahkan beberapa investor telah memanfaatkan penurunan tersebut untuk berburu barang murah.

Berita Lainnya:
Konflik Iran Israel Makin Panas, Indonesia Cari Sumber Minyak Alternatif

“Peningkatan OPEC dalam prospek permintaan minyak China juga memberikan dukungan, meskipun investor masih khawatir atas krisis keuangan yang mengalir setelah keruntuhan bank-bank AS baru-baru ini,” kata Tazawa. 

Ia mencatat bahwa apakah WTI dapat bertahan di atas 70 dolar AS per barel sedang diawasi dengan ketat.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Selasa (14/3/2023) lebih lanjut menaikkan perkiraannya untuk pertumbuhan permintaan minyak China pada 2023 karena pelonggaran pembatasan Covid-19 negara tersebut, meskipun hal itu membuat total permintaan global tetap stabil, mengutip potensi risiko penurunan untuk pertumbuhan dunia.

Kegagalan Silicon Valley Bank dan Signature Bank memicu kekhawatiran tentang risiko bank lain akibat kenaikan tajam suku bunga Federal Reserve AS selama setahun terakhir. Itu juga memicu spekulasi tentang apakah bank sentral dapat memperlambat laju pengetatan moneternya.

Pada Selasa (14/3/2023), data inflasi AS sejalan dengan ekspektasi, memperkuat taruhan pada kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Fed pada pertemuan minggu depan. Sementara itu, persediaan minyak mentah AS naik sekitar 1,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 10 Maret, sementara stok bahan bakar turun, menurut sumber pasar mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (14/3/2023).

Di sisi pasokan, menteri energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan kepada Energy Intelligence dalam sebuah wawancara pada Selasa (14/3/2023) bahwa aliansi OPEC+ — OPEC dan produsen minyak sekutu termasuk Rusia — akan tetap berpegang pada pengurangan produksi yang disepakati pada Oktober hingga akhir tahun.

 

sumber : ANTARA

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi