Kamis, 02/05/2024 - 01:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Adab Tertawa dalam Islam

ADVERTISEMENTS

DEPOK—Acara lawak hingga membaca komik yang lucu bisa membuat penonton atau pembaca tertawa terbahak-bahak dengan kencang. Terkadang karena sangat lucunya, seseorang bisa tertawa hingga menangis.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Pimpinan Pesantren iHAQI Bandung Ustaz Erick Yusuf mengatakan tertawa di dalam Islam itu boleh. Menurutnya, Rasulullah SAW pun merupakan orang yang riang dan suka bercanda. Tetapi tertawa Nabi Muhammad SAW itu sangat terjaga.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Jadi beliau lebih banyak tersenyum ya, tertawa pernah sesekali terlihat giginya tetapi terjaga.Artinya tidak boleh orang tertawa yang melupakan Allah,” ujar Ustaz Erick saat dihubungi Republika beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Lebih lanjut, Ustaz Erick menjelaskan tertawa yang melupakan Allah SWT adalah tertawa yang  seseorang sampai tidak bisa mengontrol keadaan sekelilingnya. Kemudian juga tertawa hingga dia tidak bisa berhenti.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Kisah Dua Anak Yatim Ingin Hibahkan Tanah untuk Pembangunan Masjid Nabawi

“Nah ini tertawa yang berlebihan. Jadi tertawa boleh dan Rasul pun juga mempunyai sifat bercanda, tetapi tentu bercanda yang tidak ada dusta di dalamnya,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Bahkan di dalam hadist, Ustaz Erick menuturkan, disebutkan bahwa tidak boleh berdusta walaupun itu hanya untuk bercandaan. Ini hal-hal yang dijaga di dalam agama.

Lalu bagaimana adab tertawa yang baik dan sopan dalam Islam? Ustaz Erick menekankan boleh bercanda tetapi tentunya dalam batas-batas syar’i  dan boleh tertawa namun tidak melupakan Allah SWT sehingga tetap terkontrol dalam adab kesopanan.

Contohnya, tidak tertawa merendahkan, tidak tertawa atau senyum sinis, bukan berdasarkan merendahkan orang, dan tidak berdasarkan memperolok-olokkan orang.

Berita Lainnya:
Berjuanglah di Jalan Allah Sejak Usia Muda

Kemudian, juga tidak boleh merendahkan dirinya sendiri,  tidak boleh memanggil orang dengan panggilan-panggilan yang buruk atau merendahkan orang

Ustaz Erick menyebutkan ayat Alquran yang terkait hal ini adalah Surah Al Hujurat ayat 11. Di dalam ayat tersebut terdapat arti “Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.”

“Jadi ini adab-adab yang tetap menjaga akhlak, yang tetap menjaga kesopanan, tidak merendahkan orang tetapi juga tidak melulu harus serius ya. Jadi tetap Rasulullah SAW juga sering kali bercanda dengan istri, dengan sahabat beliau, ada beberapa contoh-contoh di dalam hadist canda-candaan Rasulullah SAW,” ujar Ustaz Erick.

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi