Rabu, 29/05/2024 - 02:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Presiden Tunisia Konfirmasi Rancangan Konstitusi Baru Hapus Islam Sebagai Agama Resmi

Rancangan konstitusi yang baru menghapus semua referensi tentang Islam.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

 TUNIS — Presiden Tunisia Kais Saied mengonfirmasi rancangan konstitusi yang akan diajukan ke referendum pada 25 Juli mendatang tidak akan menyatakan Islam sebagai agama resmi, Selasa (21/6/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh


“Konstitusi Tunisia berikutnya tidak akan menyebut negara dengan Islam sebagai agamanya, tetapi milik umma (komunitas) yang memiliki Islam sebagai agamanya. Umat dan negara adalah dua hal yang berbeda,” ucapnya kepada wartawan di bandara Tunis.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak


Saied menerima pengiriman draft teks pada Senin (20/6/2022), sebuah langkah kunci dalam upayanya merombak negara Tunisia setelah dia memecat pemerintah dan merebut kekuasaan yang luas Juli lalu dalam gerakan penentang yang disebut kudeta.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Dilansir Arab News, Selasa (21/6/2022) Sadeq Belaid, ahli hukum yang mengepalai komite perumus, mengatakan dalam sebuah wawancara awal bulan ini bahwa dia akan menghapus semua referensi tentang Islam dari dokumen baru sebagai tantangan bagi partai-partai Islam.

Berita Lainnya:
Benarkah Laki-Laki Hanya Boleh Menikahi Maksimal Empat Wanita?


 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Komentarnya, sebagian mengacu pada musuh Saied, Ennahdha, sebuah partai yang diilhami Islamis yang telah mendominasi politik Tunisia sejak 2011, memicu perdebatan nasional yang panas. Artikel pertama konstitusi Tunisia tahun 2014 dan pendahulunya pad 1959, mendefinisikan negara Afrika Utara tersebut sebagai “negara yang bebas, mandiri, dan berdaulat. Islam adalah agamanya dan bahasa Arab adalah bahasanya.”

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


 

ADVERTISEMENTS


Konstitusi 2014 adalah hasil kesepakatan yang diraih dengan susah payah antara Ennahdha dan lawan sekulernya, tiga tahun setelah pemberontakan yang menggulingkan diktator Zine El Abidine Ben Ali.

ADVERTISEMENTS


 


Teks baru, yang dihasilkan melalui “dialog nasional” yang tidak menyertakan kekuatan oposisi dan diboikot oleh konfederasi serikat pekerja UGTT yang kuat, dimaksudkan untuk disetujui oleh Saied pada akhir Juni sebelum dimasukkan ke pemilih bulan depan.

Berita Lainnya:
Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Hewan Kurban


Setahun setelah itu terjadi, mantan profesor hukum tata negara itu memecat pemerintah, kemudian mengkonsolidasikan perebutan kekuasaannya dengan membubarkan parlemen dan mengambil alih kekuasaan kehakiman. Langkahnya telah disambut oleh beberapa orang Tunisia yang lelah dengan sistem pasca-revolusioner yang korup dan sering kacau, tetapi yang lain telah memperingatkan dia akan mengembalikan negara itu ke otokrasi.


 


Saied telah lama menyerukan sistem presidensial yang menghindari kebuntuan yang sering terlihat di bawah sistem parlementer-presiden campuran. “Yang penting rakyat punya kedaulatan. Ada fungsi legislatif, fungsi eksekutif dan fungsi yudikatif, dan pemisahan di antara mereka,” katanya.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi