Rabu, 01/05/2024 - 18:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Enam Perilaku yang Jadi Ciri Anak Autis

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Di berbagai belahan dunia, banyak anak terlambat mendapatkan diagnosis autisme. Umumnya, diagnosis gangguan spektrum autis dapat dilakukan ketika bayi berusia 18 bulan.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Dokter akan melihat riwayat perkembangan bayi berikut perilakunya ketika menegakkan diagnosis. Ketika anak berusia dua tahun, dokter berpengalaman bisa lebih mudah mendiagnosisnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Beberapa bayi menunjukkan isyarat autisme pada bulan-bulan pertama mereka lahir. Namun, perilaku autisme bisa juga tidak terlihat jelas sampai mereka berusia balita.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Ada juga yang tidak menunjukkan tanda-tanda sama sekali, sehingga baru terdiagnosis ketika usia remaja atau dewasa. Dikutip dari laman Daily Mail, Rabu (3/4/2024), seorang profesor psikologi dan pakar neurodiversity dari University of Bath di Inggris, Dr Punit Shah, menguraikan enam tanda yang menunjukkan potensi anak menyandang autisme.

Berita Lainnya:
Gangguan Spektrum Autisme Ternyata tidak Selalu Dipengaruhi Faktor Genetik

1. Menghindari kontak mata

Tidak melakukan kontak mata selama percakapan adalah salah satu tanda anak mungkin menyandang autisme. Bagi kebanyakan anak autis, menghindari kontak mata dapat membantu mengurangi kecemasan.

Menghindari kontak mata  juga dapat membantu anak autis lebih memahami situasi sosial dengan membaca ekspresi wajah lawan bicara.

“Bagi yang lain, ini dapat membantu mereka memproses rangsangan lain dengan lebih baik, tanpa kerumitan informasi sosial dari mata dan wajah,” jelas Dr Shah, yang muncul di episode pertama serial dokumenter BBC pada 2023, “Inside Our Autistic Minds”.

 

2. Sensitivitas sensorik

Mudah tertekan karena suara keras adalah salah satu perbedaan sensorik yang sering terlihat pada anak autis. Sensitivitas sensorik ini dapat menyulitkan anak untuk menyaring suara-suara yang tidak relevan, sehingga mereka akan merasa tidak nyaman atau terganggu.

Berita Lainnya:
Tinggal Serumah dengan Anak Kecil, Lansia Berisiko Ketularan Pneumonia

Secara umum, anak-anak autis memiliki kepekaan sensorik terhadap berbagai hal. Hal ini sering kali disebabkan oleh hal-hal yang dapat diprediksi, seperti cahaya terang dan suara keras, tetapi juga warna dan pola yang tidak biasa.

“Itu sangat tergantung pada orangnya,” ungkap Dr Shah.

 

3. Kesulitan berkomunikasi

Mengulangi kata-kata dan frasa, tidak berbicara sebanyak anak-anak lain, dan tidak berbicara dengan orang lain adalah tanda-tanda autisme. Umumnya, kemampuan wicara anak-anak autis agak tertunda, tapi tidak selalu begitu.

 

Tanda lainnya bisa berupa suara atau ucapan yang berulang (kadang dikenal sebagai echolalia) juga bisa menjadi ciri autisme. Mengartikan bahasa secara harfiah juga merupakan kesulitan komunikasi yang sering dihadapi oleh anak-anak autis.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi