ACEH

Amerika Serikat Gelar Pameran Bantu Aceh saat Tsunami, Yuk Kunjungi!

image_print

BANDA ACEH – Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) menggelar pameran bertajuk ‘Kemitraan yang Tangguh’ di Museum Tsunami Aceh. Dalam pameran tersebut, negara Paman Sam memamerkan kondisi saat mereka membantu Aceh pasca bencana terjadi.

ADVERTISEMENTS
SMS Poin - Bank Aceh Syariah

Pameran yang resmi buka pada Minggu 10 November 2024 itu digelar untuk mengenang 20 tahun Tsunami Samudera Hindia 2004. Pameran yang berlangsung hingga pertengahan 2025 itu mengisahkan perjalanan pemulihan dan rekonstruksi yang luar biasa setelah tsunami memporak-porandakan Aceh.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Advertisements

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Pembukaan pameran dihadiri Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Safrizal ZA, Direktur USAID Jeff Cohen, Kadisbudpar Aceh Almuniza Kamal serta pejabat terkait lainnya. Usai membuka pameran, rombongan menyaksikan film dokumenter yang diputar di museum.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Jeff Cohen menyebutkan, melalui tampilan visual, artefak, dan elemen interaktif, pameran ini menjadi dokumentasi bagaimana Amerika Serikat melalui USAID, Departemen Pertahanan, dan lembaga lainnya, memberikan bantuan senilai lebih dari 400 juta dolar AS yang memberikan dampak terhadap kehidupan lebih dari 580.000 warga Aceh setelah bencana.

Advertisements

“Dua dekade lalu, saat tsunami menerjang Aceh, Amerika Serikat berdiri bahu-membahu dengan Indonesia. Sekarang, pameran ini mengenang mereka yang hilang, sekaligus merayakan semangat luar biasa masyarakat Aceh dan dampak kuat dari kemitraan internasional,” kata Jeff Cohen.

Berita Lainnya:
Jokowi akan Dapat Uang Pensiun sebagai Presiden Rp 30,2 Juta per Bulan Seumur Hidup

Menurut Jeff, rekonstruksi Aceh merupakan salah satu upaya pemulihan bencana paling sukses dalam sejarah modern, yang menunjukkan apa yang bisa kita capai saat kita bekerja bersama. Sebagai bagian dari pembukaan pameran, USAID menayangkan perdana tiga film dokumenter mini yang menyoroti berbagai aspek perjalanan menuju pemulihan dan dampak jangka panjang dari kemitraan kedua negara.

Advertisements

“Tiga film dokumenter ini berfokus pada dampak jalan penting Banda Aceh-Calang sepanjang 146 kilometer, revitalisasi industri kopi Gayo di Aceh, dan perkembangan kemampuan penanggulangan bencana Indonesia yang luar biasa,” sebutnya.

Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA menyebutkan, pameran ini menunjukkan bagaimana kemitraan AS-Indonesia telah berkembang melampaui upaya bantuan langsung dan mencakup program pemulihan yang berdampak pada setiap sendi kehidupan termasuk pembangunan infrastruktur penting, pemulihan aktivitas ekonomi, dan pengembangan sistem manajemen bencana yang kuat serta kemampuan peringatan dini.

Advertisements

“Dengan penuh khidmat, hari ini kita mengenang sebuah peristiwa yang tidak hanya menguji ketangguhan Aceh, tetapi juga menggerakkan dunia untuk bersatu dalam solidaritas dan kepedulian,” ujar Safrizal

Berita Lainnya:
Pasangan Calon Bupati Pidie, Sarjani-Alzaizi Ungguli Perolehan Suara dengan Capaian 50,66 Persen

Lebih lanjut Safrizal menerangkan, pameran tersebut dihadirkan digelar untuk mengingatkan semua orang terkait tragedi besar yang pernah menimpa tanah rencong, Aceh.

“Namun di balik kesedihan dan kehilangan itu, kita juga diingatkan akan kekuatan dan ketangguhan yang muncul dari kebersamaan berbagai pihak di masa-masa sulit itu,” ungkap safrizal.

Safrizal berharap, film dokumenter yang ditampilkan merupakan penghormatan atas upaya kolaboratif yang telah dicapai melalui kemitraan antara Indonesia dan Amerika Serikat, serta negara-negara sahabat lainnya, dalam upaya pemulihan dan rekonstruksi.

“Pameran ‘Kemitraan yang Tangguh’ terbuka untuk umum hingga Juni 2025 di Museum Tsunami Aceh” tutup Safrizal.

Kadisbudpar Almuniza Kamal mengajak masyarakat Aceh terutama generasi muda untuk menyaksikan pemeran yang dapat mengedukasi tersebut. Foto yang dipamerkan di museum juga memuat keterangan dalam dua bahasa yakni Indonesia dan Inggris.

“20 tahun lalu Aceh dilanda gempa bumi dan tsunami. Bencana dahsyat itu menyebabkan sekitar 160 ribu jiwa meninggal dunia. Kita mengajak generasi muda dan semua warga Aceh serta wisatawan menyaksikan pameran ini sebagai edukasi, sebagai pengingat bahwa Aceh pernah dilanda tsunami,” kata Almuniza.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya