EROPAINTERNASIONAL

Gerbang Perang Dunia III Terbuka, Rusia Tak Cuma Tembakkan Rudal ICBM ke Ukraina, Kenapa Dnipro?

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Rusia dilaporkan membuktikan ancamannya jika Ukraina mulai menggunakan rudal-rudal jarak jauh Barat ke wilayahnya.Tak lama berselang setelah Ukraina meluncurkan Army Tactical Missile System (ATACMS) buatan AS ke Rusia, Moskow dilaporkan membalas dengan meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang menargetkan Ukraina, Kamis (21/11/2024).

ADVERTISEMENTS
SMS Poin - Bank Aceh Syariah

Serangan tersebut, secara khusus menyasar kota Dnipro, menurut pernyataan dari Angkatan Udara Ukraina pada Kamis.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Perkembangan ini menandai eskalasi yang signifikan dalam konflik Ukraina-Rusia.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Kenapa Rusia Menyasar Dnipro?

Sejumlah laporan menyebut Dnipro sebagai sebuah kota kunci di Ukraina tengah.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

France 24 melansir Dnipro menjadi garis depan penting baru bagi Ukraina dalam perangnya melawan Rusia.

Kota ini disebut-sebut menjadi subjek penggunaan persenjataan jarak jauh yang biasanya terkait dengan tujuan militer strategis oleh Ukraina dalam menyerang Rusia.

Angkatan Udara Ukraina menyatakan di Telegram bahwa Rusia meluncurkan serangkaian serangan rudal ke Ukraina, meningkatkan serangannya dengan peluncuran ICBM dari wilayah Astrakhan.

“Secara khusus, rudal balistik antarbenua diluncurkan dari wilayah Astrakhan dari Federasi Rusia,” kata angkatan udara, menurut News Week.

Tak Cuma Tembakkan Rudal ICBM 

Pernyataan itu tidak mengatakan apa jenis rudal balistik antarbenua ditembakkan.

Serangan itu juga termasuk rudal aerobalistik Kh-47M2 “Kinzhal” yang ditembakkan dari jet tempur MiG-31K di wilayah Tambov, bersama dengan tujuh rudal jelajah Kh-101 yang diluncurkan dari pembom strategis Tu-95MS.

Berita Lainnya:
Serangan Besar Rudal Rusia Hajar Jaringan Listrik Ukraina, Satu Juta Orang Kegelapan dalam Dingin

Pasukan pertahanan udara Ukraina mengklaim telah mencegat enam rudal jelajah Kh-101 selama operasi malam hari, memamerkan upaya berkelanjutan mereka untuk mengurangi dampak serangan skala besar tersebut.

ICBM mampu menyerang target ribuan mil jauhnya dan dirancang untuk mengirimkan hulu ledak nuklir.

Namun, mereka juga dapat dilengkapi dengan hulu ledak konvensional, menjadikannya senjata serbaguna dalam operasi militer strategis dan taktis.

Gerbang Perang Dunia III Terbuka

Penggunaan ICBM yang bisa membawa hulu ledak nuklir ini disebut-sebut sebagai terbukanya gerbang perang dunia ketiga.

Penggunaan nuklir disebut-sebut adalah garis merah yang membuat AS dan NATO super-khawatir.

Dikhawatirkan, serangan Rusia ini akan memantik AS dan NATO untuk terjun langsung dalam perang Ukraina-RUsia.

Serangan tersebut dilakukan setelah dua hari berselang Kiev menyerang pedalaman Rusia dengan rudal ATACMS buatan Amerika Serikat. 

Negeri Paman Sam itu telah mengizinkan Ukraina menyerang wilayah bagian dalam Rusia dengan rudal buatan AS yaitu ATACMS yang mampu menjangkau sasaran sejauh 300 kilometer.

Selain menyerang dengan ATACMS, Kiev juga menyerang Rusia dengan rudal buatan Inggris, Storm Shadow.

Berita Lainnya:
Tantangan Prabowo Selaraskan Kembali Kata dan Perbuatan yang Dirusak Jokowi

Ingin menunjukkan kekuatan tak tertandingi Ukraina, Rusia kini menggunakan rudal antarbenua diduga “Rubezh-26” atau RS-26 untuk menyerang sebuah kawasan industri yang diklaim Rusia adalah pabrik senjata di Dnipro.

Informasi yang didapatkan oleh Strana, Angkatan Udara Ukraina mengklaim pabrik Yuzhmash dihantam rudal tersebut dan mengalami kerusakan.

Selain itu, serangan tersebut merupakan penggunaan ICBM pertama dalam sebuah peperangan.

Meski demikian, Rusia  belum mengonfirmasi klaim Ukraina tersebut.

Publik Ukraina telah menulis sejak kemarin bahwa serangan semacam itu dapat terjadi. Dan mereka menamai model rudal yang diduga – “Rubezh-26”.

Penting untuk dipahami bahwa belum ada pengumuman resmi tentang adopsi rudal semacam itu ke dalam layanan di Federasi Rusia. 

Dan tidak ada data terbuka tentang status pengembangan ini. Pada tahun 2018, media Rusia menulis bahwa proyek Rubezh ditunda sama sekali demi kompleks Avangard yang lebih menjanjikan.

Informasi tentang pengembangan RS-26 sudah ada sejak tahun 2006. Diketahui bahwa kompleks ini bersifat mobile, yang membuatnya mirip dengan rudal Topol-M (menurut para ahli, Rubezh dibuat berdasarkan Topol).

Mungkin kerahasiaan seputar Rubezh dijelaskan oleh fakta bahwa rudal ini adalah rudal jarak menengah, yang dilarang oleh perjanjian pengurangannya – karena jangkauan yang diharapkan antara 2 hingga 6 ribu kilometer.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya