Selasa, 23/04/2024 - 16:25 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Kebangkitan PKI Blitar Selatan Terungkap dari Bungkus Rokok

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH –Partai Komunis Indonesia (PKI) mencoba bangkit lagi melalui proyek Blitar Selatan, Jawa Timur. Pada akhir 1967, tokoh-tokoh PKI yang lolos dari peristiwa 30 September 1965 atau G30S, mencoba menghimpun kekuatan kembali.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Oloan Hutapea, Surachman, Rewang dan sejumlah pimpinan lapis kedua PKI lainnya, diam-diam hijrah ke Blitar Selatan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Mereka mencoba mempraktikkan tesis Kritik Oto Kritik (KOK) Sudisman yang terinspirasi dari tulisan Mao Tse Tung.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Dalam keadaan remuk redam, para kader PKI mencoba mengubah taktik perlawanannya menjadi perjuangan bersenjata (Perjuta). Tesis KOK merupakan revisi dari tesis Dua Aspek DN Aidit yang dinilai keliru sekaligus berakibat hancurnya organisasi.

ADVERTISEMENTS

“Blitar Selatan dijadikan basis perlawanan bersenjata oleh PKI. Kegiatan ini dimulai sejak akhir 1967,” tulis Siauw Giok Tjhan dalam buku G30S Dan Kejahatan Negara.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Dalam konsepnya, Perjuta yang disiapkan PKI di Blitar Selatan melibatkan kekuatan rakyat secara penuh. Petani dan buruh di desa-desa akan dipersenjatai. Tokoh SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Mohamad Munir yang menjadi salah satu pimpinan operasi Blitar Selatan mengatakan kegiatan Blitar Selatan tidak bisa dikutuk.

Berita Lainnya:
DPR Usul Jakarta Jadi Ibu Kota Legislasi Sehingga tak Pindah ke IKN, Ini Respons Istana

Saat ditangkap dan kemudian diadili di persidangan, Munir berdalih, PKI berhak melakukan perlawanan karena terus dikejar dan diserang secara kejam oleh rezim militer Soeharto.

Kedatangan para tokoh PKI di Blitar Selatan mendapat sambutan hangat penduduk. Hal itu mengingat pada Pemilu 1955, PKI mendulang suara besar di Blitar, terutama di wilayah selatan.

Di awal datang, para pimpinan PKI begitu dihormati. Setiap ada perjamuan, penduduk tak pernah lupa membawakan oleh-oleh makanan. Sambutan hangat itu membuat para pimpinan PKI lupa diri. Mereka malah membuat jarak dengan rakyat.

Mereka tidak membaur dengan warga desa. Tidak makan bersama, tidak tinggal bersama, tidak bekerja bersama. “Mereka cenderung bersifat sebagai atasan yang perlu menerima pelayanan istimewa, bagaikan raja-raja kecil di desa-desa”.

Para pimpinan PKI juga memperlihatkan tabiat sebagai warga kota. Kebiasaan hidup borjuis di kota diperlihatkan di Blitar Selatan. Meskipun tinggal di desa-desa, beberap kader masih ingin memperoleh makanan dan rokok dari kota.

Melalui kurir-kurir, mereka membeli barang-barang keperluan dari kota. Seperti rokok Gudang Garam, Bentoel, Djie Sam Soe dan kacang Lip Lip Hiong.

Tanpa disadari, sampah-sampah bungkusan makanan dan barang-barang dari kota itu menarik perhatian para petugas keamanan negara. Dari penyelidikan diketahui bahwa barang-barang itu tidak mungkin milik warga desa.

Berita Lainnya:
Refly Harun: PDIP dan PPP Dihancurkan oleh Jokowi

“Ini mempermudah pasukan penumpas untuk mengetahui di mana para tokoh PKI bersembunyi dan di mana basis koordinasi gerakan bersenjata dilakukan,” tulis Siauw Giok Tjhan dalam G30S Dan Kejahatan Negara.

Gerakan PKI di Blitar Selatan tidak berumur panjang. Penduduk yang semula menaruh hormat, berubah tidak simpatik setelah PKI melakukan aksi perampokan. Apalagi yang semula menyasar orang-orang kaya, kemudian meluas ke siapa saja.

Rakyat Blitar Selatan berbalik membantu operasi militer yang digelar rezim Soeharto. Di sisi lain kehancuran gerakan PKI di Blitar Selatan dipercepat adanya tokoh-tokoh yang berkhianat setelah tertangkap.

Pada tahun 1968, upaya PKI untuk bangkit lagi dengan gerakan Perjuta di Blitar Selatan praktis gagal total. Pimpinan PKI Oloan Hutapea dan Surachman tewas dalam sebuah serangan. Semua tokoh PKI yang terlibat dalam gerakan KOK di Blitar Selatan juga ditangkap dan dibui.

“Banyak tokoh PKI yang tertangkap ternyata menjadi penghianat, membocorkan semua rahasia dan jaringan PKI semasa persiapan Blitar Selatan,” kata Siauw Giok Tjhan dalam G30S Dan Kejahatan Negara.

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi