Jumat, 19/04/2024 - 16:20 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Petani Tembakau Bersikeras Dapat Berdialog Langsung dengan Menteri Sri Mulyani

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH -Ratusan petani tembakau dari Jawa unjuk rasa di depan kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (28/11/2022). Mereka meminta kebijakan kenaikan cukai hasil tembakau ditinjau lagi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Mereka menilai kebijakan cukai hasil tembakau berimbas kepada petani di daerah.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Unjuk rasa petani tembakau diwarnai dengan aksi melemparkan botol air mineral ke arah gedung.

ADVERTISEMENTS

Pelemparan botol terjadi karena mereka menuntut dapat berdialog langsung dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengatakan Kementerian Keuangan hanya dapat menerima perwakilan petani tembakau untuk berdialog.

Kemarin, pengurus Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Jawa Tengah Yamuhadi mengatakan tujuan petani ke Jakarta untuk mengingatkan pemerintah pusat, utamanya Kementerian Keuangan, terkait kebijakan cukai hasil tembakau yang berimbas kepada petani tembakau.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Kebijakan cukai tersebut kebablasan, karena setiap tahun naik dan imbasnya pada petani tembakau yang ada di daerah,” katanya.

Yamuhadi menuturkan terkait longgar dan tidaknya kebijakan pemerintah itu pasti menjadi tujuan petani akan menyampaikan pendapat di sana.

Berita Lainnya:
ISIS Cabang Afghanistan Diduga Dalang Penembakan Massal di Moskow

“Pertama kami akan sekadar mengingatkan kepada pemerintah terkait kami pernah diterima Pak Jokowi pada 22 Desember 2021 di salah satu rumah makan di Kabupaten Wonosobo yang kebetulan waktu itu juga didampingi Sekneg bahkan beliau sempat menyampaikan apa yang menjadi tujuan kami ketemu beliau, yaitu menolak kenaikan cukai sudah disampaikan ke Sekneg,” katanya.

“Artinya, presiden memang sudah respons sekali dengan apa yang disampaikan perwakilan APTI dan presiden juga menginstruksikan kepada sekneg waktu itu untuk bisa berkomunikasi dengan perwakilan petani tembakau dan petani tembakau nasional tetapi sampai saat ini dari sekneg tidak pernah membuka dialog dengan petani tembakau terkait dengan permasalahan kenaikan cukai yang setiap tahun selalu diwujudkan oleh pemerintah.”

“Komitmen kami selaku petani tembakau khususnya di Provinsi Jateng memang akan silaturahmi ke Jakarta pada 28 November 2022 untuk bisa menyampaikan statement bahwa kami memang untuk saat ini akan menolak kenaikan cukai karena imbasnya pada pembelian bahan baku yang ada di lokal.” 

Menurut dia tembakau sampai saat ini masih merupakan tulang punggung perekonomian bagi wilayah-wilayah yang memang di situ merupakan sentra pertembakauan di Jawa Tengah.

Berita Lainnya:
Pemerintah akan Beri Bantuan Kesehatan Satu Juta Dolar AS untuk Palestina

“Kami akan silaturahmi ke Kementerian Keuangan, di sana kami akan menyuarakan bahwa kami melakukan penolakan terkait dengan dengan kenaikan cukai,” katanya dalam laporan Antara.

Ia menyampaikan kalau belum bisa bertemu Menteri Keuangan, aksi akan dilanjutkan hari berikutnya dan petani akan bertahan di sana sampai bisa bertemu menteri.

Yamuhadi menegaskan terkait dengan kenaikan cukai hasil tembakau berimbas dengan pembelian bahan baku yang ada di sentra penghasil tembakau, karena mungkin perhitungan industri satu-satunya solusi untuk bisa menurunkan biaya produksi mereka yaitu dengan menekan pembelian bahan baku.

“Karena bisa diketahui semua, kaitannya dengan upah tenaga kerja sudah ada aturannya, kemudian tarif listrik, harga kertas juga sudah ada aturannya. Mungkin satu-satunya yang belum ada perlindungan hukumnya adalah di tata niaga pembelian bahan baku tembakau dan hal ini dimanfaatkan untuk menutup kenaikan cukai dengan menekan pembelian harga tembakau,” katanya.

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi