LINGKUNGAN

Kerakusan Mengeruk Hutan Picu Longsor di Karo

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Bencana longsor yang menimpa kawasan pemandian Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Karo Sumatera Utara, menyisakan duka pada dimana 10 orang dinyatakan hilang akibat tertimbun material longsor.Akademisi Universitas Sumatera Utara, Roy Fachraby Ginting menyatakan keprihatinannya atas bencana tanah longsor tersebut.

ADVERTISEMENTS
SMS Poin - Bank Aceh Syariah

“Ini semua dampak dari kerusakan  hutan yang semakin parah dan pembiaran perusakan hutan selama ini,” katanya, Minggu, 24 November 2024.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Menurut Roy, tingkat kepedulian dari semua pihak sangat rendah dalam menjaga kawasan hutan. Selain rendahnya pengawasan pemerintah dan aparat penegak hukum, hal ini juga diperparah dengan pengerukan humus yang semakin massif dilakukan masyarakat tanpa memperhatikan kerusakan lingkungan.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

“Rakyat saat ini juga tidak mau peduli dan pemerintah juga melakukan pembiaran sehingga kerusakan hutan semakin besar dan luas. Hal ini tentu tinggal menunggu bencana alam yang lebih besar sudah di depan mata,” ujarnya.

Berita Lainnya:
Sosok AKP Ulil Ryanto Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Tewas Ditembak Komandan, Jebolan Akpol 2008
ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Dikatakan cendekiawan yang cukup kritis ini, hutan memiliki manfaat yang baik bagi kehidupan seluruh makhluk hidup dan termasuk kita semua. Hal yang membuat nenek moyang selalu menjaga kawasan hutan untuk menopang kehidupannya.

“Nenek moyang suku Karo sejak ratusan lalu sudah memberikan perhatian dan perlindungan hutan sebagai pemberi oksigen dan juga penyerap karbon dioksida, dan menjadi sumber penghidupan masyarakat desa dengan konsep Kerangen kuta dan tapin kuta yang di jaga ketat sekali dengan memadukan kepercayaan mistis atau keramat,” ungkapnya.

Saat ini kata Roy, banyak hutan di wilayah Taneh Karo Simalem dan sekitarnya seperti Deli Serdang, Langkat dan Simalungun Atas serta Dairi yang kini menjadi gundul akibat ulah manusia yang egois dan serakah dengan melakukan penebangan liar dan juga alih fungsi lahan.

Berita Lainnya:
Kesepakatan Maritim Prabowo-Xi Jinping Bahayakan Posisi Natuna

“Mereka sadar atau tanpa menyadari hal ini akan menjadi sumber bencana bagi kehidupan anak cucu kita dan mulai kita rasakan saat ini dengan longsor dan banjir bandang dan tentu hal itu bukan hanya manusia yang terancam, namun juga ekosistem makhluk hidup lain akan terancam”, 

pungkasnya.

Berdasarkan data dari Kapolres Karo, AKBP Eko Yulianto menyebut, derasnya hujan disinyalir menjadi penyebab kontur tanah menjadi labih hingga memicu terjadinya bencana. Upaya pencarian masih dilakukan dengan mengerahkan alat berat.

“Hingga kini, 10 orang masih dinyatakan hilang dan diduga tertimbun material longsor,” kata Kapolres Tanah Karo AKBP Eko Yulianto kepada wartawan, Minggu, 24 November 2024.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya