NASIONAL
NASIONAL

Sebanyak 440 Ribu Pelajar Terpapar Judi Online, Menteri Komdigi Meutya Hafid Bilang Begini

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Penetrasi judi online (judol) di kalangan anak muda, khususnya pelajar sudah mengkhawatirkan. Data dari PPATK menyebutkan, sebanyak 440 ribuan pelajar umur di bawah 20 tahun terpapar judol. Kondisi tersebut menjadi kekhawatiran sekaligus keprihatinan dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).Menteri Komdigi Meutya Hafid mengatakan, pelajar saat ini hidup di tengah tantangan yang luar biasa. Yaitu tantangan hidup di tengah pengaruh negatif internet. Termasuk diantaranya adalah paparan judol lewat internet.

ADVERTISEMENTS
SMS Poin - Bank Aceh Syariah

“Ini adalah tantangan untuk adik-adik semua. Data ini bisa diketahui setiap ada transaksi yang terpantau,” kata Meutya dalam keterangannya, Jumat (15/11).

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Politisi Partai Golkar itu menjelaskan para pelajar harus bisa menjaga diri dari pengaruh negatif internet. Terlebih dengan banyaknya paparan konten negatif seperti judi online.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

“Internet membuat kita ketergantungan. Cara kita menjaga diri agar tidak terlibat judi online adalah dengan membagi waktu dalam penggunaan internet,” lanjutnya.

Berita Lainnya:
Surat Tom Lembong dari Dalam Penjara Singgung Jaksa
ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Selain itu, Meutya menekankan pencegahan judol yang erat kaitannya dengan perundungan di sekolah. Menurutnya, bukan hanya judi yang membuat depresi. Namun sebaliknya rasa depresi itu yang membuat lari ke judi online. Rasa depresi itu bisa muncul karena perundungan.

“Makanya di sini saya menekankan untuk adik-adik. Sesama kawan jangan saling mem-bully. Ketika ia depresi dan tidak ada teman, pelariannya bisa ke judol,” jelasnya.

Sebelumnya pada Selasa (12/11) lalu, Meutya berkunjung ke SMAN 29 Jakarta di Cilincing, Jakarta Utara. Kegiatan utamanya adalah Literasi Digital terkait pencegahan judol. Pada kesempatan itu Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menanggapi bahwa memberikan literasi digital adalah langkah awal dalam memberantas judol. Khususnya di kalangan anak muda atau pelajar. Dia berharap kedepannya kegiatan kegiatan literasi digital bisa terus berjalan.

Berita Lainnya:
Alasan Seknas Yakin Bahwa Budi Arie Dijebak

“Kita paham betul selain sisi positif, internet juga ada sisi negatifnya, salah satunya yaitu judi online,” katanya.

Teguh juga berharap Pemprov DKI dan Kementerian Komdigi bisa saling bersinergi untuk bisa memberikan literasi kepada masyarakat agar tercegah dari judi online. Dia menjelaskan Pemprov DKI memiliki program SOLID (Sadar Olah Literasi Digital) yang bertujuan untuk dapat meningkatkan literasi digital masyarakat.

Oktora Irahadi selaku pegiat literasi digital menjelaskan akan pentingnya kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat untuk mencegah judol secara konsisten. “Memberantas judol tidak hanya menutup platform,” katanya.

Sosialiasi literasi keuangan adalah salah salah satu cara pencegahan juga. Jadi pemerintah tidak hanya menutup platform-nya saja. Tapi juga memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk mengetahui bahaya judol.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya