ASIAINTERNASIONAL

Keretakan Koalisi Makin Dalam, Wakil Presiden Filipina Ancam Bunuh Presiden Marcos!

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Keretakan Politik dalam koalisi penguasa Filipina semakin dalam setelah Wakil Presiden Sara Duterte mengeluarkan pernyataan bahwa dia telah merencanakan pembunuhan terhadap Presiden Ferdinand Marcos Jr. jika dirinya dibunuh, menurut media setempat.Dalam pernyataan yang memicu reaksi keras dari pihak kepresidenan, Duterte mengatakan dia telah mengatur seseorang untuk membunuh Marcos, istrinya Liza Araneta-Marcos, dan sepupunya, Ketua DPR Martin Romualdez, jika dia terbunuh. Pernyataan kontroversial itu pertama kali dilaporkan oleh media Inquirer.net.

ADVERTISEMENTS
SMS Poin - Bank Aceh Syariah

“Saya sudah berbicara dengan seseorang. Saya mengatakan kepada orang itu, ‘Jika mereka membunuh saya, bunuh Bongbong Marcos, Liza Araneta, dan Martin Romualdez.’ Tidak bercanda, tidak bercanda. Saya sudah memberi petunjuk,” kata Duterte dalam konferensi pers daring yang diadakan Jumat malam.

Berita Lainnya:
Gerebek Rumah Pelaku Judol, Polisi Temukan 2 Senjata Api
ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Istana kepresidenan menanggapi dengan tegas, menyebut pernyataan itu sebagai ancaman aktif terhadap nyawa presiden.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

“Menindaklanjuti pernyataan jelas dan tegas dari Wakil Presiden bahwa dia telah mengontrak seorang pembunuh untuk membunuh Presiden jika rencana dugaan terhadap dirinya berhasil, Sekretaris Eksekutif telah merujuk ancaman aktif ini kepada Komando Keamanan Presiden untuk segera ditindaklanjuti dengan tindakan yang tepat,” bunyi pernyataan dari istana.

Berita Lainnya:
12 WNI Tertahan di Myawaddy Myanmar, Diduga Jadi Korban TPPO
ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Setiap ancaman terhadap nyawa Presiden harus selalu ditanggapi dengan serius, apalagi ancaman ini telah diungkap ke publik dengan kata-kata yang jelas dan pasti,” tambah pernyataan itu.

Pernyataan tersebut menandai titik terendah baru dalam hubungan antara kedua pemimpin yang semakin mempertegas perpecahan dalam koalisi pemerintahan.

Duterte mengundurkan diri dari jabatannya di Kabinet pada Juni dengan alasan perbedaan pandangan dengan Marcos, meskipun dia tetap menjabat sebagai wakil presiden.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya