NASIONAL
NASIONAL

Hasto soal Jokowi dan ‘Partai Cokelat’, Siti Zuhro: Polri Jangan Digunakan untuk Kepentingan Pribadi

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro merespons pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait adanya rencana ‘jahat’ yang ingin digunakan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dengan melibatkan ‘Partai Cokelat’ atau kepolisian dalam gerilya politiknya selama ini.Siti Zuhro menekankan, untuk menyongsong Indonesia Emas tahun 2045, institusi-institusi negara perlu dibenahi, khususnya lembaga-lembaga hukum Indonesia. Menurutnya, Polri memang harus melakukan reformasi atau bersih-bersih di internalnya.

ADVERTISEMENTS
SMS Poin - Bank Aceh Syariah

“Polri tidak boleh partisan, memihak satu golongan, kekuatan Politik tertentu dan bersikap partisan dan bahkan memberikan dukungan terhadap elite atau golongan tertentu,” kata Siti Zuhro saat dihubungi inilah.com di Jakarta, Minggu (24/11/2024).

Berita Lainnya:
Berantas Korupsi, Menteri Nasaruddin: Saya Akan Lakukan Pembersihan di Kemenag!
ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Siti Zuhro menjelaskan, tugas pokok dan fungsi Polri memberikan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, memelihara keamanan, dan memastikan penegakan hukum yang adil, transparan, dan efektif.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Maka itu, ia menegaskan dengan tugas pokok dan fungsi seperti itu, maka tidak boleh pihak mana pun menggunakan Polri dan sumber daya manusia di Polri untuk kepentingan diri sendiri maupun golongan, serta kepentingan kekuatan politik tertentu.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari KORPRI ke-53

“Bila itu dilakukan, maka ini melanggar hukum dan bisa dituntut secara hukum karena sudah menyimpangkan fungsi utama institusi Polri ke ranah politik praktis yang hanya menguntungkan diri dan kelompoknya,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengeluhkan adanya cawe-cawe atau intervensi Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di Pilkada 2024 dengan menggunakan tangan Partai ‘Cokelat’. Dalam sebuah siniar yang dipandu oleh politikus Akbar Faizal, Hasto menyebut ada mobilisasi pemenangan Pilkada 2024 terutama di wilayah Sumatera Utara (Sumut), Jawa Tengah (Jateng), dan Jawa Timur (Jatim).

Berita Lainnya:
Sudah Di-endorse RIDO Tetap Keok, Prabowo-Jokowi Disinyalir Bahas Skenario Pilkada Jakarta 2 Putaran

“Di dalam pilkada kami melihat ambisi kekuasaan itu tidak berhenti. Kita ini negara berbentuk republik bukan kerajaan, tetapi Pak Jokowi mau menempatkan keluarganya itu terjadi dengan Bobby Nasution di Sumatera Utara, dan kemudian gerak membatasi lawan-lawan politiknya yang berbeda yang seharusnya berkontestasi secara sehat,” ungkap Hasto, dikutip di Jakarta, Sabtu (23/11/2024).


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya