Jumat, 19/04/2024 - 08:19 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

AHY: Demokrasi Indonesia Melemah Karena Negara Seolah-olah Beri Ruang bagi Buzzer

ADVERTISEMENTS

Demokrasi di Indonesia telah mengalami kemunduran bahkan terdengar sebagai cacat demokrasi. Saat ini indeks demokrasi Indonesia turun lantaran negara seakan memberi ruang kepada para pendengung politik di sosial media.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Begitu yang dikatakan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono saat memberikan sambutan dalam acara Malam Silaturahmi dan Kontemplasi Partai Demokrat, di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/4).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
MK Diprediksi Bakal Putuskan Pemungutan Suara Ulang Pilpres 2024

“Kata yang sering membuat rakyat marah adalah ketika negara seolah memberikan ruang luas kepada buzzer-buzzer politik untuk bebas beroperasi, tujuannya untuk membungkam suara kritis rakyat,” ucap AHY, dikutip Kantor Berita Politik RMOL.

ADVERTISEMENTS

Menurut AHY, baik partai politik maupun media massa juga civil society banyak dibungkam dan diserang oleh buzzer jika berbeda pandangan dengan pemerintah.

“Yang dianggap berbeda pandangan dan sikap dari penguasa saat ini tanpa bermaksud menyinggung siapapun, izinkan saya atas nama keluarga besar Partai Demokrat ke depan masyarakat Indonesia,” tuturnya.

Berita Lainnya:
Jubir AMIN Ungkap Ada Jaksa, Polisi dan Orang Pajak Ancam Kades: Masih Mau Tidur sama Istri?

Untuk itu, dalam kapasitasnya menjadi ketua umum partai AHY mengingatkan pemerintah agar mampu menjaga stabilitas politik.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Bahwa kami punya hak dan kewajiban untuk terus mengingatkan jangan sampai terjadi pergeseran,” tutupnya. 

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi