Sabtu, 20/04/2024 - 09:54 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

UAS Kesal Dideportasi: Singapura Ini Negara Kecil Kok Sombong, Padahal Wilayah Kerajaan Melayu

ADVERTISEMENTS

Singapura menjadi trending di media sosial, menyusul perlakuan petugas imigrasi negara tersebut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Bahkan, muncul foto UAS di dalam sebuah tempat mirip ruang tahanan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Menanggapi informasi itu, Duta Besar Indonesia (Dubes RI) untuk Singapura, Suryopratomo buka suara.

ADVERTISEMENTS

Saat dikonfirmasi, Selasa (17/5/2022), Suryopratomo membantah UAS dideportasi.

Tetapi, ada izin yang belum dipenuhi UAS untuk berkunjung ke negara tersebut.

“Informasi yang saya dapatkan dari ICA, UAS tidak diizinkan untuk masuk Singapura karena tidak memenuhi kriteria warga asing berkunjung ke Singapura.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Jadi tidak dideportasi karena beliau belum masuk Singapura,” kata Dubes Suryopratomo.

UAS Sebut Bukan Hoaks

Sampai saat ini belum ada penjelasan resmi alasan UAS dan sahabat dideportasi oleh petugas Imigrasi di Pelabuhan Tanah Merah Singapura Senin (16/5/2022).

“Info saya dideportasi dari Singapura itu sohih (benar) bukan hoaks,”ujar UAS dalam keterangan resminya melalui video yang dikirimkan sahabat UAS Ustadz Hendrik kepada Tribunpekanbaru.com Selasa (17/5/2022) pagi.

Dirinya sampai di pelabuhan Tanah Merah pukul 13.30 bersama istri, anak dan sahabatnya.

UAS juga heran, karena menurutnya saat diinterogasi petugas imigrasi, dirinya tidak mendapatkan keterangan resmi alasan dideportasi.

Berita Lainnya:
Rektor UMJ Sahkan Kebijakan Mutu ISO 9001:2015

Hanya saja petugas imigrasi mengatakan hanya Dubes Singapura di Indonesia yang bisa memberikan penjelasan.

“Apakah karena teroris, ISIS dan narkoba, itu mesti dijelaskan, dokumen saya lengkap semuanya tidak ada kurang apapun,”ujarnya.

Menurut UAS, kejadian saat di pelabuhan Tanah Merah, dirinya memang terakhir diperiksa dan langsung ditarik ke dalam ruangan, sedangkan keluarga dan sahabatnya sudah lewat pemeriksaan.

“Saya sempat diinterogasi selama satu jam di ruangan berukuran 1×2 seperti liang lahat, bahkan ngantar tas berisikan tas keperluan bayi saya juga tidak dibolehkan,”ujar UAS.

Menurut UAS dalam videonya itu, bahkan mereka di Pelabuhan tersebut sampai 3 jam lamanya sebelum dideportasi kembali ke Batam melalui kapal terakhir dari Singapura ke Batam pukul 17.30 WIB.

Agenda UAS sendiri awalnya ke Singapura hanya berlibur, selain bersama istri Ustadzah Fatimah Az-zahra, UAS juga membawa anaknya dan sahabatnya bersama keluarga.

“Jadi saya ke Singapura bukan untuk berdakwah dan tabligh akbar, cuma holiday, karena masih dalam suasana libur,”ujar UAS.

Ketika dirinya menjelaskan datang bersama istri, petugas langsung mendatangi istri UAS dan sahabatnya dan menjemput langsung, akhirnya semuanya dideportasi.

Berita Lainnya:
Kembali Anggota TNI Tewas di Papua, Sebby Sambom: Dia Intel Menyamar Jadi Penjual Air Galon

“Di dalam ruangan itu saya terpikir, Singapura ini negara kecil kok sombong dia, padahal mereka ini di Singapura pendatang, dan sebetulnya wilayah kerajaan Melayu, tapi memiliki kekuasaan,”ujarnya.

UAS juga menantang Dubes Singapura di tanah air, alasan dirinya dideportasi karena selama ini dirinya bebas ke Malaysia dan negara lainnya.

“Minta semua warga negara Indonesia apa sebabnya saya dideportasi, saya bukan tidak taat pajak dan liar,”ujarnya.

Memang dulu diakui UAS dirinya sempat mengalami hal yang sama di Timor-Leste saat itu diundang untuk Tabligh Akbar, dirinya dijegal karena mendapat keterangan dari Jakarta dirinya disebut sebagai teroris.

“Karena memang sebelum Pilpres, maklumlah dikhawatirkan mempengaruhi pilpres, sekarang Pilpres masih lama, saya khawatir Singapura file lama masih belum dihapus, orang Singapura harus update status dan update pengetahuan,”ujarnya.

Bahkan UAS juga meminta Singapura bertanya kepada Malaysia dan Brunei Darussalam yang memberikan gelar profesor dan DR Honoris Causa.

“Kalau Singapura tidak percaya tanya Malaysia dan Brunei,”ujar UAS.

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi