NASIONAL
NASIONAL

Intimidasi Kelompok Kritis Pola Lama Oknum Aparat

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Wamenlu era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Dino Patti Djalal ikut angkat bicara terkait peristiwa pembubaran paksa acara diskusi yang berlangsung di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu (28/9). 

ADVERTISEMENTS
SMS Poin - Bank Aceh Syariah

Dino menilai penggunaan preman bayaran untuk melakukan intimidasi terhadap pihak-pihak yang krtis merupakan cara-cara lama. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Di mata Dino, umumnya pola tersebut dilakukan oleh oknum aparat yang mempunyai pemikiran represif, dan tidak pernah memahami bahwa Indonesia kini hidup di era demokrasi.

Berita Lainnya:
Prabowo Setujui Tambahan Rp2 Juta untuk Guru Non-ASN dan Satu Kali Gaji untuk Guru ASN
ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

“Penggunaan preman bayaran + kekerasan utk intimidasi pihak yg kritis/beda pandangan adalah metode lama/klasik yg biasa dilakukan oknum aparat yg mempunyai mindset represif dan tidak pernah paham bhw Indonesia kini hidup dalam era demokrasi dan reformasi,” tulis Dino melalui akun X yang dilihat redaksi, Selasa (1/10).

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Kalau memang ada oknum aparat di belakang insiden Hotel Grand Kemang, sudah saatnya mereka diekspos agar kapok,” sambungnya.

Berita Lainnya:
VIRAL Video Lain Arogannya Ivan Sugianto ke Pria Baju Compang Camping: Hey Mau Laporan Polisi Gak?

Untuk diketahui, acara diskusi diaspora dihadiri oleh sejumlah tokoh dan aktivis nasional membahas tentang isu kebangsaan dan kenegaraan.

Beberapa tokoh yang diundang sebagai narasumber, di antaranya pakar hukum tata negara Refly Harun, Din Syamsuddin, Rizal Fadhilah, dan Soenarko.

Acara diskusi yang berlangsung pada Sabtu pagi berujung ricuh setelah sekelompok orang melakukan pembubaran paksa dengan merusak panggung, menyobek backdrop, dan mengancam peserta yang hadir


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya